sebuah pesan berantai
tertuju di dusta bibirmu
bilamana kusangsikan ia
kerapkali membekukan api
"lalu kita tiba di puncak
anyelir merona seperti pipimu
kususun perlahan dimulai 'a'
mari kita awali saja yang hampir berakhir ini"
tetapi waktu sangat membenci
khilafku yang dicuri gengsi
kubiarkan saja hanyut
dilepah musim
"daun dan ranting rapuh
menggugurkan buah yang baru saja bersemi
sebidang tanah menjadi kekasih baru
memeluk erat tanpa pamrih"
sebelum tertikam badai
kita yang tak pandai pahami
datangnya musim ketujuh
lekaslah sudahi pesanmu
" .........................................."
Juli - 2013
No comments:
Post a Comment