"hai, selamat bertemu lagi
aku sudah lama menghindarimu
sialku lah kau ada disini
sungguh tak mudah bagiku
rasanya tak ingin bernapas lagi
tegak berdiri di depanmu kini
sakitnya menusuki jantung ini
melawan cinta yang ada di hati"
detak jam seolah terhenti. mendapatimu hadir kembali di suatu ruang yang tak akan pernah kukenali. selembar kertas yang tersobek dan lusuh, membuka perlahan...masih berisikan ingatan yang pudar. coretan tangan yang hingga kini masih enggan mendeskripsikan maknanya. masih berisikan warna-warna yang hampir pudar, hampir sebagian sirna. mendapatimu hadir kembali, di depanku yang sebenarnya masih belum cukup waktu untuk membereskan sisa-sisa kepingan yang kau porak-poranda dua hari yang lalu. masih berisikan sajak yang kerap menelan namamu di tiap bait-baitnya yang patah. masih patah, dan kini semakin patah.
"bye, selamat berpisah lagi
meski masih ingin memandangimu
lebih baik kau tiada disini
sungguh tak mudah bagiku
mengehentikan segala khayalan gila
jika kau ada dan ku cuma bisa
meradang menjadi yang di sisimu
membenci nasibku yang tak berubah"
padahal langit bisa saja menentangku untuk pergi. menurunkan taring-taringnya yang kecil agar aku tak memutuskan untuk berlayar. padahal ia bisa saja memilih untuk berlayar sendiri, tanpa aku, tanpa kap mesin, tanpa ikrar, tanpa sebuah kata 'harus'. Tuhan memilih untuk lebih mendengar hati daripada aku. padahal, boleh jadi aku yang bersikukuh untuk tinggal, padahal aku berdoa agar lekas pergi. semua berjalan seperti saat tanganmu menyentuh air mengalir. kamu tak akan pernah sanggup mengembalikan aliran yang sama persis dan menyentuh air yang sama seperti pertama kali. dan untuk jalan Tuhan hari ini, entah aku harus menyentuh doa yang sama seperti sediakala, ataukah mencuri patahan kata yang masih tersembunyi dalam lubuk hati. hingga Tuhan menamparku dengan sangat keras hari ini, mengingatkan padaku tentang dusta yang masih saja merengkuh hati. tak tau kapan waktu untuk pergi, tak tau kapan harus tinggal.
"berkali-kali kau berkata
kau cinta tapi tak bisa
berkali-kali ku telah berjanji
menyerah"
akhir dari sebuah lelah yang panjang, tentang kebohongan hati untuk mengungkap rindu yang masih tersembunyi. hari ini telah kuluapkan. sedikit melegakan yang sebelumnya amat terasa sesak.
hai :) (selamat bertemu lagi)
:) (aku sudah berapa lama menghindarimu?)
hmm..kamu kok disini? :) (sial, kenapa kamu disini)
sendirian aja? :) (ini nggak semudah yang kamu kira lho, hahahaha. aku hampir susah napas)
oke :) (calm down, harus tetap tegar di depan kamu)
bye, hati-hati di jalan ya :) (selamat berpisah lagi)
:') (masih ingin lihat kamu sebenarnya)
:'') (tapi lebih baik kamu memang harus pergi)
:''')
song lyric by: Tahu Diri - Maudy Ayunda
10 September 2014,
menjadi hari luar biasa dalam sejarah kita.
(adindaretna - 2014)
No comments:
Post a Comment