Dulu kau adalah pupuk kandang, lalu aku adalah tanaman rapuh yang sangat memerlukanmu, dan kau selalu hadir ketika tangkaiku melemah sebab tiada nutrisi untuk menyemangati akar-akarku.
Namun kini kamu hanyalah sederet gulma, yang senantiasa mencekik leherku dengan dahan-dahan liarmu, merobohkan keanggunan tubuhku dengan racun mematikan milikmu.
Dan suatu hari nanti, tiada kah kau sangka, jika duri-duri milikku sanggup menghunjam dirimu hingga kau terkulai lemah, lalu mati?
No comments:
Post a Comment