----
aku enggan lagi mengungkit minuman favorit lelaki keparat itu lewat sajak-sajakku. entah, akupun juga cukup muak dalam kehidupan riil. yang pasti, aku tidak pernah menyesal telah mempersembahkan buku sajak pertamaku untuk mereka, peminum dengan minuman pekat-keparat-kesayangannya yang sering membuatku sakit perut.
----
sudah cukup jelas kan? itulah alasanku kenapa akhir-akhir ini aku menghilang sejenak dari peradaban sajak-sajakku.
No comments:
Post a Comment