ketika sepasang kaki mengenang jejak yang tertinggal di bangku taman
ketika angin mencumbu mesra ranting-ranting tak berdaya
ketika sudah bukan senja lagi yang kerap dinanti maghrib
ketika yang tersurat justru sulit untuk diterjemahkan
ketika angin mencumbu mesra ranting-ranting tak berdaya
ketika sudah bukan senja lagi yang kerap dinanti maghrib
ketika yang tersurat justru sulit untuk diterjemahkan
ketika benih-benih tumbuh tanpa melukai gersang
ketika hening merangkul kebisingan lalu lalang
ketika belenggu ciptakan jarak disamping kita
ketika belenggu ciptakan jarak disamping kita
ketika peribahasa menjenguk ucapan kosong
ketika itu ...
(Adinda Retna Pradini, 2012)
No comments:
Post a Comment