Aku murka
Ketika secangkirmu tak cukup melenyapkan kegundahan
kutumpah ia ke lantai
Bukan, bukan yang di dalam cangkir itu, melainkan amarahku
Semburat bercecer tanpa terbendung garis tegas
Aku muak
Bahkan wangi parfummu lancang untuk menyeloroh paksa
Membekap tiap elegi puitis yang terlantun dalam senja
Tak ayal jika gestur wajahku kau koyak dengan lidahmu
Aku muntah
Atas kebusukanmu yang tersamar noda jahannam!
Perlu kuperjelas?
Baiklah..
AKU BENCI 'KOPI'!
Kita memang tak pernah sejalan. Kunikmati denotasi kopiku, dan kautelan konotasi kopimu.
ReplyDelete