seiring senja yang asyik menyapa luka.
betapa sore menggundah tiada arah.
mengerutkan wajah sendumu yang merah merona.
kupikir malam tadinya sempat berkeluh kesah.
melamunkan esok yang belum tentu cerah.
hingga senantiasa enggan menghadirkan kisah.
menyisir kenangan pahit bersama segelintir lara.
desiran nafasmu kian menggelora.
selaras kebekuan hati ketika menjemput asa.
sore yang gundah.
kusapa dirimu di sela temaram merah.
kuharap ini terakhir kalinya.
kau menghadirkan duka diantara senyuman paksa.
Adinda Retna Pradini
(Juli - 2011)
No comments:
Post a Comment