kudapati batu terjal
meninggi lalu berkelok
padang rumput telah binasa
kakikaki beton menjulang
nyiur pelok yang teduh
bising kotak baja menggaung
di perjalanan menuju surgamu
acuhkan terik yang bengis
singkirkan seribu bias penghalang
langkah berkemas pada roda waktu
bisik musim tak lagi kuhirau
meski angin embuskan kesakitan
aku tetap melangkah pergi
di perjalanan menuju surgamu
siang masih enggan beranjak
aku terengkuh dalam pelukan hangat
dan bibirmu mendarat di keningku
seketika kukenal itu sebagai pinta
sepakat tak mau pergi
sepakat tak ingin beringkar
demikian jumpa lekas mengenang
seteguk kemudian beralih pergi
di perjalanan menuju surgamu
(Januari - 2012)
No comments:
Post a Comment