sosok pendusta dengan secangkir kopi hitam di genggamannya
lambat laun genggamanmu akan melemah, lantas kau jatuhkan cangkir dan kopi itu
lalu kau bergegas mencari sesuatu yang lain untuk menggenggam tanganmu, kau tinggalkan kepingan porslein dengan bercak hitamnya begitu saja
kau temukan lagi sesuatu yang berbeda dalam genggamanmu, tak berapa lama kemudian kau akan melepasnya, begitu terus menerus dan berulang-ulang
hingga suatu hari kepingan yang hancur lebur itu akan berbalik menyerangmu, bahkan membunuhmu,,dan itulah saat yang paling kutunggu-tunggu
kau merintih dalam nistamu, bergegas kau ulurkan tanganmu kepadaku, namun aku menepisnya, dan secepat kilat aku melenyap dari pandanganmu
tak hanya nista yang kau dapat, tetapi juga karma!!! di tengah cercaan serta gelak tawa mereka yang juga sepertiku, kau memohon padaku untuk sebuah pemaafan
sebenarnya bukan itu yang ingin kusangsikan, karena matamu terlalu cerah untuk mengerlingkan sesal abadi
lekas beranjaklah dari dustamu, sayang, raihlah cinta sesuci kau meraih pemaafanmu kembali, bukan, bukan dariku, melainkan dari yang Maha Kuasa
No comments:
Post a Comment