Wednesday, February 15, 2012

Eksotisme Dua Pantai di Selatan Jawa

Kali ini saya akan membahas mengenai dua pantai eksotis di selatan Jawa yang kebetulan bulan kemarin pernah saya kunjungi bersama teman-teman. Baiklah, dua pantai ini sebelumnya belum pernah saya dengar dan saya kunjungi. Selanjutnya, saya akan terlebih dulu menceritakan tentang pantai yang pertama:

1. Pantai Balekambang
Pantai ini terletak di desa Srigonco, kecamatan Bantur, sekitar 65 km dari kota Malang. Kata salah satu teman saya, pantai ini sekilas mirip dengan Pantai Kuta Bali. Oleh karena itu pada hari Senin, 26 Desember 2011 berbekal uang saku, motor dengan bensin yang sudah full, makanan kecil dan sebotol air mineral, pagi sekitar jam 7 tepat, saya dan rombongan teman-teman berangkat dari Kampus A Unair menuju ke Malang. Rombongan terdiri dari 10 orang yang diangkut dengan motor sebanyak 5 buah. Perjalanan untuk sampai di Malang memakan waktu sekitar 3 jam, itupun bolak-balik berhenti di POM Bensin. Setelah sampai di kota Malang, teman saya yang dari awal dijadikan kompas oleh rombongan kami, mendadak galau karena bertemu dengan dua arah jalan, antara lurus atau belok kiri. Untung teman saya ada yang inisiatif untuk buka Google Maps dan hanya mengandalkan papan penunjuk jalan, akhirnya sampai juga di Pantai Balekambang. Untuk rute perjalanan menuju ke pantai, terdapat banyak medan jalan yang perlu diperbaiki. Sebelumnya kami harus melewati jembatan besar, setelah itu bertemu dengan jalan beraspal yang mulus dan berkelok-kelok tajam. Beberapa kilometer menuju pantai, kami melewati beberapa jalan dengan sudut kemiringan hampir 45 derajat, yang membuat kami bolak-balik teriak untuk meredam ketakutan. Hahaha. Tapi dijamin sangat memacu adrenalin. Perjalanan dari kota Malang ini memakan waktu sekitar 2,5 jam. Sepanjang jalan kami hanya menemui hutan tropis yang cukup teduh, ada juga beberapa ruas jalan yang hampir rusak, sepertinya perlu diaspal lagi. Tapi, berkat kegigihan teman-teman dalam menyetir akhirnya sampai juga di lokasi wisata Pantai Balekambang. Whoaaaa..



Sebelum masuk ke lokasi, kami bertemu dengan gapura yang disana terdapat ruang kecil seperti pos penjaga. Ternyata kami harus membayar tiket masuk sebesar RP. 10.500,-/ orang. Hmmm..lumayan mahal ya. Untuk motor pun juga dipungut biaya masuk sebesar Rp.2000. Wah! mood saya langsung mendadak jelek. Bayarnya kenapa mahal sekali? Setelah dari gapura masuk kurang lebih 500 meter kami sudah bisa melihat deburan ombak laut biru muda dan setelah itu lagi-lagi dikagetkan karena disana terdapat lahan parkir berbayar. Setiap motor ditarik sebesar Rp.3000,-. What the....Oke, untuk bisa masuk ke pantai yang katanya mirip Kuta Bali ini saya harus merogoh gocek total sekitar Rp.15.500,-. Kita lihat saja nanti apakah duit segitu terbayar impas dengan pemandangan di pantai ini --"

Begitu selesai memarkir motor, mendadak bingung dengan situasi. Kenapa ini pantai rame banget? Kemudian saya sadar bahwa ini memang musimnya liburan akhir tahun *tepok jidat*. Yasudahlah, semoga kami bisa menikmati apa yang disuguhkan olaeh pantai ini *mencoba menghibur diri*.

Pantai BaleKambang dipenuhi dengan karang laut, yang membentang sepanjang kurang lebih 2000 meter dengan lebar 200 meter ke arah laut. Menurut penduduk setempat, jika air laut surut biasanya diantara karang-karang atau bebatuan tersebut banyak ditemui ikan hias bergerombol dan hewan laut lainnya. Dipantai ini terdapat tiga buah pulau berjajar ke arah barat, yakni Pulau Ismoyo, pulau Anoman dan Pulau Wisanggeni. Di Pulau Ismoyo berdiri megah sebuah Pura, akses ke Pura dihubungkan oleh sebuah jembatan setapak dengan lebar 1,5 meter. Sepintas, mirip pantai dengan Pantai Kuta - Bali.


dari kejauhan
rombongan ekspedisi
di atas jembatan
berpose di depan pulau Wisanggeni
poseeee *ahiik
Di lokasi ini juga terdapat fasilitas Camping Ground, MCK, Kios Cinderamata, Rumah Makan, Kantor Informasi, Bungalow sangat sedeharna, Mushola, dan Pendopo. Namun sepertinya kurang terawat dengan baik. Hmmm sayang ya? Dan setiap masuk MCK juga ada retribusi sendiri.

Sekitar 2 jam kami menikmati keindahan pantai ini. Sayangnya pantai sedang dalam keadaan ramai. Coba kalau kami datangnya bukan pas libur akhir tahun. Pasti kami bisa lebih menikmati pantai ini dengan maksimal.

2. Pantai Goa Cina
Sekilas mendengar namanya agak bingung. Di pantai juga ada goa? Ataukah hanya sekedar nama? Setelah browsing di internet ternyata ini beneran pantai sekaligus ada goa. Kemudian diputuskan tanggal 30 Januari 2012 lalu kami kembali melakukan ekspedisi ke Pantai Goa Cina. Kali ini rombongan kami bertambah 9 orang jadi totalnya 19 orang yang mengendarai 10 motor. Hari itu cuaca yang buruk membuat kami harus menunda keberangkatan yang awalnya pukul 5 pagi menjadi pukul 9 pagi --". Hujan deras semalaman membuat jadwal menjadi kacau, ditambah lagi jumlah anggota ekspedisi bertambah sehingga memungkinkan adanya elastisitas waktu. Yap, pukul 9 pagi kami berangkat dari kota Surabaya menuju Malang yang hanya ditempuh waktu 2 jam saja. Permasalahan dari touring yang melibatkan banyak anggota itu adalah waktu berhenti akan menjadi semakin banyak :|. Belum lagi nanti ada yang berhenti di POM Bensin, kesasar, ketinggalan jauh, dll. Untungnya dengan berbekal pengalaman ke Balekambang waktu itu membuat beberapa personil yang juga turut serta dalam ekspedisi ke Balekambang bisa mengantisipasi waktu. Jadi, nggak pake kesasar lagi kayak waktu itu :p

Pantai Goa Cina terletak di desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Lokasi ini berjarak sekitar 65 km ke arah selatan dari kota Malang. Kurang lebih 2-3 jam perjalanan. Rute menuju pantai ini satu arah dengan pantai Sendang Biru. Hanya saja nanti akan bertemu dengan pertigaan yang memisahkan jalan keduanya. Jalan yang ditempuh untuk menuju lokasi pantai sangat mulus, tapi sangat berkelok-kelok. Karena kita akan melintasi 2 bukit yang terjal dan curam. Tetapi jangan khawatir, di sepanjang jalan di bukit terdapat sawah, hutan, kadang-kadang rumah penduduk. Disarankan untuk berkendara dengan hati-hati dan jangan lupa banyak membaca doa apalagi ketika perjalanan dilakukan pada malam hari :p

Ketika bertemu pertigaan jalan yang memisahkan pantai Goa Cina dengan Sendang Biru, jalan akan berubah menjadi naik-turun dengan sudut kemiringan hampir 30 derajat, yang ketika melaluinya kita seperti sedang naik roller coaster :D Fantastic! Haha. Lebay. Sejauh ini saya menganggap semua rute yang kami lalui menuju pantai Goa Cina ini sangat mulus, nggak ada halangan apapun, semua jalan beraspal dan tidak ada yang bermasalah. Sampai suatu ketika kami terhenti dan terdiam membisu menatap papan penunjuk arah yang menyuruh kami untuk melewati sebuah jalan yang amat sangat PARAH sekali!! Saya ulangi, jalan yang AMAT SANGAT PARAH SEKALI. Jalan itu terdiri dari bebatuan kapur yang tajam dan keras, yang akan membuat kendaraan kita bergoyang kesana-kemari bahkan hampir selip karena saking susahnya melewati jalan ini. Jalan tersebut semakin melengkapi perjuangan kami menuju pantai dan membuat kami hampir menyerah karena susahnya naik motor diatas jalan penuh batu kapur yang licin dan kasar. Ada sekitar 1 km jalan berbatu yang tidak mengenakkan itu harus kami lewati. Bahkan sudah berbatu, ada pula yang menanjak. Membuat kami kesusahan untuk naik, akhirnya para wanita yang dibonceng harus rela turun dan membantu para lelaki menuntun motor.

perjuangan kami melewati jalan ini


Meskipun hanya beberapa ratus meter tapi seperti sedang melewati berpuluh-puluh kilometer di jalan mulus. Asli menantang banget. Nggak usah dibayangin rupanya motor kayak gimana. Pokoknya udah nggak ada bedanya sama traktor --"

Peluh seketika hilang ketika dari kejauhan nampak lautan biru dihiasi 2 karang raksasa di tengahnya. Subhanallah :)


karang tempat Goa Cina berada



 ♥
 Lokasinya benar-benar sueeeeeepiiiiii dan belum terjamah oleh orang lain. Mungkin kurangnya informasi serta letak tempatnya yang bener-bener terpencil serta jalan setapak berkerikil nan licin membuat pengunjung agak malas mengunjungi pantai ini. Padahal pemandangannya subhanallah..Kalo diperhatikan dengan seksama lautnya terdiri dari 3 warna: hijau, biru muda dan biru gelap. Cantiiiiiik banget :D

Keadaan sekitar pantai memang sangat sepi. Minim MCK dan juga tidak ada warung makanan. Yang ada hanyalah rumah penduduk yang kondisi rumahnya benar-benar sederhana. Sepertinya PLN belum sampai masuk desa ini. Rumah warga hanya terdiri dari bilik kayu yang berukuran sekitar 4x5 meter dan tidak ada penerangan. Untuk yang ingin berkunjung kesini disarankan untuk membawa bekal makanan dan minum sebanyak-banyaknya.

Oh iya, awalnya kami kira tidak dipungut biaya masuk, ternyata setelah itu rombongan kami didatangi oleh seorang bapak yang meminta retribusi untuk biaya masuk. Setiap orang membayar Rp.2500,- dan untuk kendaraan bermotor ditarik Rp.3000,-.

Saking sepinya pantai ini serasa menjadi pantai pribadi, andai waktu itu belum seberapa sore pasti kami akan berlama-lama di pantai itu.

Kesimpulan: untuk pemandangan, saya lebih menikmati Pantai Goa Cina daripada Pantai Balekambang. Mungkin dikarenakan kondisi Pantai Balekambang yang waktu itu ramai dikunjungi orang, sehingga terkesan kurang seberapa menikmati.
untuk fasilitas dan kenyamanan, jelas saya memilih Pantai Balekambang karena tersedia banyak rumah makan dan penjual makanan kecil. Jadi, terhindar dari kelaparan dan kehausan.
untuk rute perjalanan, mungkin saya lebih memilih Pantai Goa Cina, karena jalanan sudah mulus dan beraspal meskipun di beberapa ratus meter mendekati pantai jalanan amat rusak parah, tetapi masih bisa diantisipasi dengan berjalan atau menuntun motor. Hehehe. Kalo Balekambang jalanannya naik turun dan memacu adrenalin, lumayan bahaya apalagi kalo pas hujan.

No comments:

Post a Comment