Monday, April 29, 2013

yang kusebut Surga

segala pengap berkumpul
dalam kubus biru
diterkam gerah tak berkesudahan
kadang dikunjungi semut buah
sekeliling penuh bercak rembesan hujan
agak mengelupas diperkosa sendiri

kubus bercampur elips di pojokan
jejak hardikan masih membekas
tak musnah ditelan abad

jarum jam lari terbirit-birit
mengejar perkara yang terlewatkan
mundur tanpa sepatu kulit
melangkah tanpa bekas setapak
serta merta dipan usang
tuntaskan malamku yang dicuri hujan
tanpa mengoyak lengan kusutmu

bulan sumringah,
aku durhaka kepada sore
ia yang menetaskan prahara kami
menjadikan sejerat simpul
bertaut menit-menit
lenyap separuh runtut
tergradasi fatamorgana yang gulita

dalam bebiruan ini
kucuri ketenangan paling hakiki

(Februari - 2013)

Sunday, April 28, 2013

Mercusuar


ada kalanya tiba waktu mendengar seruku
kirakira setengah mili dari telingamu
selengang keapatisan
berikut kepurapuraanmu tertutup topeng khas
menjejali otak mereka dengan argumen kosong
dikulum sesegera hingga terjun bebas dari jantungnya
elegi berdalih drama puitis
mengunyah gegiliran  noda pertanyaan, satusatu lenyap bergantian

pada hilir,  bermuara darahdarah dengki
ditepis diam tak cukup
ditelan amarah
mercusuar di saung kumuh
tingginya tak mampu kalahi egomu

di beberapa geram
luruhnya hampir tak tinggalkan jejak
kan singsing pagi yang brutal dibalik jeruji
tunaikan embun dengan sedikit kantuk

kupinta sisipkan fajar saja
oranye khas pada debaran subuh menghilang
mercusuar berambisius
suatu saat pasti kan runtuh diterjang ombak

(2012)

Imajiners


bergeming di pelataran imaji
sesayup rengkuhmu

kuendapkan di tiap hembus

garis picisan bola mata
entah keberapa
acapkali pilar mulai goyah

seberapa gusarnya senja
menanti gemuruh jingga yang ceria

di pelataran imaji pula
delima merekah
membeber senyumsenyum kecil milikmu

lekas rapikan seserpih saja, tuan
aku kan segera gumamkan rindu

di pelataran imaji
jemari kita lantas berucap ikrar

(2012)

tentang Tibialis

datangkan darimana asalnya
gigil tak pasti
mengerutkan dahi dan jari
pesan berbingkai panorama
menjadi tubuh yang curam
sekelebat terpintas
tertilik dari senjang yang gugurkan batin sendiri
tak ada sekat, kini
kaki-kaki terbujur rapi dan kaku
saling kerutkan esok
semoga sesegera
tentukan titik koordinat
dan pagi yang tak lagi lembab
turut menerjemahkan senandung fajar
semilir rindu berhembus
hampir terlupa kabar kota
sedang gersang yang segar
hati-hati kugenggam pesanmu
takut dirayu kesempatan
disini aku meneguhkan hati
lalu mengunci pintu rapat-rapat

(Februari - 2013)

Saturday, April 27, 2013

(mencoba) pulang

beranjak meninggalkan setapak jalan ini
setelah lama berdiri diam terpaku
sangsi tak kunjung sadarkan
tamparan keras tak mengena
giliran petang menjamu sore
telapak dusta kerap bersembunyi
aku (mencoba) pulang
temui teduh dalam jiwa
yang kerap kudapati tunggal
selalu satu
berapapun lama rotasi bulan
dan dalam penantian tak singkat
aku bergegas menyeduh ingatan
tentang rupa tak asing
acapkali terpikat
kadang-kadang memuak
tolong antarkan
aku ingin pulang

(April - 2013)

keberadaanmu

keberadaanmu
mengisi sekaligus mengosongkan
apa yang menjadikan perkara
terlalu sukar dicerna
dan bait-bait yang kuukir
anggap saja sebentuk khilaf

(Februari - 2013)