Thursday, February 24, 2011

Bothok Alur khas Jawa


Siapa yang tak kenal makanan tradisional ini, bothok. Sebuah panganan khas dari jawa yang terdiri dari tahu/tempe/udang, parutan kelapa disertai bumbu lalu dikukus menggunakan daun pisang. Tapi ternyata tak hanya tahu dan tempe saja yang bisa dibuat isi dari bothok ini, melainkan tanaman seperti alur dan ontong pisang. Kali ini saya akan mengupas tentang bothok alur, karena tadi pagi kebetulan saya sarapan dengan makanan ini, hehehe...maka dari itu saking penasarannya dengan makanan ini saya pun mulai mencari resep bothok dan juga penasaran dengan tanaman alur, kira-kira seperti apa sih alur itu? Simak berikut ini ...

Alur-alur adalah sejenis tumbuhan yang banyak didapat di pinggir-pinggir pantai, berbentuk jarum-jarum, berwarna hijau dan berasa asin. Nama latinnya adalah Saudea maritima. Banyak yang bilang tumbuhan ini susah didapat, karena kita harus memesan dulu ke penjual sayur, kemudian penjual sayur tersebut order lagi ke orang pesisir (yang tinggal didekat pantai). Tetapi ada juga yang bilang sayuran ini dapat kita temui hanya di Pasar Wonokromo. Sayur ini lebih mirip jenis rerumputan. Karena rasanya yang segar dan krenyes-krenyes jika dikunyah maka tanaman ini pun diinovasikan dalam resep makanan bertitle bothok.

tanaman alur-alur sebelum dimasak
Taraaa..
Dan ini dia resepnyaaa ...
BOTHOK ALUR (berdasarkan modifikasi bothok tahu tempe yang biasa ibu saya buat)

Bahan:

- Alur 100 gram, siangi
- Udang kupas 50 gram, potong-potong
- Tahu putih 100 gram,potong dadu kecil
- Pete lamtoro 50 gram
- Kelapa muda 1/2 butir, parut memanjang
- Cabe rawit utuh secukupnya

Bumbu Halus:

- Bawang putih 3 siung
- Bawang merah 5 butir
- Kemiri 4 butir
- Ketumbar 1 sendok makan
- Kencur 2 cm
- Garam 1 sendok teh
- Gula pasir 1 sendok makan
- Daun jeruk 3 lembar, buang tulang, iris halus

Pelengkap:

- Daun pisang secukupnya
- Tusuk gigi untuk penyemat

Cara Membuat:

Campur semua bahan kecuali cabe rawit, masukkan bumbu halus aduk hingga rata.
Bungkus dalam daun pisang secukupnya, beri cabe rawit utuh 1-2 buah, semat. Lakukan hingga adonan habis.
Kukus selama 30 menit, angkat.
Sajikan hangat.

Hasil Jadi 10 Bungkus

Saya lebih suka menyebut makanan ini dengan bothok rumput, atau lebih bekennya bothok suket, karena bentuk tanamannya yang mirip rumput hias yang pernah saya temui di pekarangan rumah orang. hehehe. Sebenarnya tanaman alur ini tidak hanya untuk resep bothok saja, tetapi salah satu makanan khas dari Lamongan yaitu Nasi Boran, juga menggunakan alur-alur (yang juga disebut sebagai krawu) untuk sayur urap-urapnya.

Sepiring nasi hangat dengan sebungkus bothok alur serta 2 buah tahu isi menjadi santapan saya di pagi hari tadi, menjelang berangkat ke kampus. Entah mengapa lidah saya cocok dengan makanan ini, mengingat di keluarga saya, saya adalah tipe orang yang suka pilih-pilih menu makanan. Tak jarang juga, ibu saya yang notabene sebagai orang asli Lamongan kadang kala memasak makanan khas daerah sana. Tentu saja makanan yang benar-benar alami dan murni pedesaan. Ibu saya hapal, kalo beliau kebetulan hari itu memasak makanan tsb, saya pasti disuruh beli makan diluar atau paling tidak disuruh memasak mie instan dan menggoreng telur. hahaha. Ibu sering menyindirku "lidah kota kok makan makanan desa". Mengingat orangtua serta kakak saya bertempat lahir di Lamongan, sedangkan saya lahir di kota Pahlawan ini. Tapi nggak selamanya juga saya bersikap seperti itu, lambat laun saya juga harus mampu mengenalkan lidah saya pada masakan khas pedesaan. Tidak selamanya masakan pedesaan kalah pamor dengan masakan kota apalagi masakan cepat saji. Bahkan bisa dibilang, masakan pedesaan jauh lebih alami dan sehat daripada masakan kota (kata ibuk), karena mereka menggunakan bahan dan bumbu yang alami. Meskipun saya sendiri belum pernah melakukan riset ini. hehehehe

Nggak bakal rugi mencoba menu masakan ini, boleh juga dicoba bothok Ontong Pisang yaitu bothok dengan potongan ontong pisang yang juga tak kalah enaknya :)

Wednesday, February 23, 2011

Menyulam mimpi ..

Kusematkan hamparan mimpi diantara kemilau pengabaian.
Terkekang oleh sejuta bimbang dan sesal di batas lamunan tiada arahku.
Nuansa yang slama ini kudamba, kini hadir dipersimpangan hasrat.
Ia pun sanggup menopang sejumput buluh perindu pada batas peranda gurauku.
Ahh... kupikir hal ini tak kan mungkin terjadi.
Betapapun patut kuacuhi segala takut yang mendebar ini.
Bahkan, aku tak lihai mengoles harapan suci dalam gerigi keterpaksaan.
Disaksikan oleh kerlingan mereka dalam tawa yang memecah pagi.
Kupeluk dalam harap, kuuntai sekali lagi, lalu ku mulai menyulam seberkas impian, yang mereka tertawakan kemarin.
Melangkah, menanjak dan mengayuh goresan harap yang terkekang dalam keraguan tak bermuara.


***
Rabu, 23 Januari 2011
Kuharap, ini adalah garis awal terwujudnya mimpi-mimpiku :)

Saturday, February 19, 2011

Gadis Kecil Penjual Koran

rintihan parau berdendang dalam langkah mungil.
semburat perca yang lusuh membalut tubuh tak berdosamu.
kau acuh, meski tanpa teduhan apapun.
disamping sebentuk receh, tumpukan koran juga menemani istirahat siangmu.
tak hiraukan terik sinar yang menjilat dasar jejak cita.
langkahmu mengharu pasti, bahkan iba enggan untuk mengiringi.
kau mutiara kecil kami, terisak diantara deru mesin turbo.
mungkin kau sangat lelah menumpu waktu.
padahal sebentar lagi senja akan mengetuk langit.
ratapmu masih sama, terkulai dalam duka yang pedih.
jangan menangis, bidadari mungilku.
suatu hari nanti, Tuhan pasti mengganti berliter-liter peluhmu.
dan berjanji akan membuaimu dalam kehangatan surga-Nya.

***
terinspirasi dari gadis kecil penjual koran yang sedang menangis, di traffic light Kampus C UNAIR Surabaya, Kamis, 20 Januari 2011 sekitar pukul 15.00 WIB

Friday, February 18, 2011

Maaf untukmu, 'kawan'

Rona senyummu pernah kusentuh, (dulu) tepat setengah tahun yang lalu.
Paras yang tulus dan menyenangkan.
Dan aku terkesima.
Ketika pusat diriku tercerai berai entah kemana.
Kau memapahku untuk menyusun puing-puing itu.
Dengan keramahanmu, kau peluk jemari lemahku.
Kita (berlari) menyusuri jurang yang kau sebut taman.
Memetik edelweiss, lalu kaupatahkan.
Kau tak ingin yang putih, namun hitam.
Segalamu (sangat) perfeksionis.
Bahkan jejakmu pun sukar untuk kutembus.
Aku geram dalam setiap hembusan.
Sesungguhnya, aku takut kehilangan 'kawan' sepertimu.
Namun lidahku nampaknya tak selaras dengan laku.
Kuuraikan gemericik dendam dengan kebungkaman terhadapmu.
Hingga kau beralih tumbuh dalam nista.
Aku tahu itu palsu.
Biarkan saja lara yang membasuhmu...
Kini, entah harapku (amat) tipis.
Maafkan aku...
Meski sekuncup benci telah terpatri dalam detakmu saat ini, hingga......
'mungkin tak akan pernah berujung'

***
Maaf ini untukmu, 'kawan'
Aku yakin kau lebih bahagia dengan 'hidupmu' saat ini

Thursday, February 17, 2011

Kau dan Aku

Kau ajari aku bermimpi
Setelah begitu lama aku lupa cara bermimpi
Hingga kau menemukanku
Atau aku yang menemukanmu?
Bukan, kita saling menemukan
Dalam sebuah keajaiban
Kau ajari pula aku tersenyum
Sesungguhnya tersenyum
Bukan hanya segurat lengkung
Aku memujamu
Menyimpan tiap detilmu dalam memori terindahku
Hingga takut itu datang
Takut untuk kehilanganmu
Takut kehilangan mimpi-mimpiku
Yang bersamamu sudah kugambar begitu indah
Meski kita sama-sama tak tau
Kapan mimpi akan terengkuh
Pada akhirnya, akan disini
Meski harus bersabar menanti

Wednesday, February 16, 2011

Sebulir do'a untuknya ..


Tertegun sejenak, kunikmati sepoi angin menguliti sekujur tubuhku. Hangat, dan terasa lain dari biasa. Mungkin letihlah penyebab semua ini. Tanpa kusadari, segala yang terporos darinya menandakan sesuatu terbatin olehku, meski jauh. Dan aku merasakannya malam ini ...

Resah, nampaknya berhasil mengelabuhi. Kekhawatiran seakan bersorak riang di depan mataku. Aku semakin terlarut, betapa inginnya kutemui sosok indah yang sangat kurindu saat ini. Ketika ia sedang tertunduk lesu dan tak berdaya disana, sedangkan disini hanya merindu dan mengharap lah yang mampu kuwujudkan.

Dan kini, sebulir doa tulus untuknya terlantun indah di sepanjang ibadahku. Kuharap ini juga perantara rindu, namun sesungguhnya tak terlepas dari kehendak-Mu. Karna ia selalu mengingatkanku bahwa degup jantung kami adalah milik-Mu. Seluruh, dan segenap yang ada ...

"Ya Allah, berikanlah sebuah kesembuhan untuknya ..."

Monday, February 14, 2011

es krim saingan MAGNUM yang tak kalah enaknya

Beberapa waktu yang lalu dunia begitu dihebohkan oleh 'reinkarnasi'nya sebuah produk es krim bernama MAGNUM. Di Indonesia saja, dari berbagai kalangan mulai dari anak-anak hingga dewasa sangat gencar dalam memburu es krim ini dari berbagai daerah. Masyarakat Indonesia yang sangat menyukai sesuatu yang fenomenal terkesan latah untuk memasarkan produk ini (termasuk aku juga, hehehe). Dari awal kemunculannya di layar kaca hingga saat ini, nampaknya MAGNUM tak pernah habis diperbincangkan. Kondisi ini sangat terasa sekali di berbagai situs jejaring seperti Facebook dan Twitter, dikit-dikit update status 'kepengen es krim Magnum :(", atau bagi yang barusan beli "lagi makan es krim Magnum nih" dan masih banyak lagi. Ssstt..aku juga pernah begitu lho, hehehe. Dan sebagai penggemar es krim rasa coklat, tentunya aku pernah donk mencicipi kemewahan es krim bonafit tersebut, meski baru sekali nampaknya aku gak nyesel telah memutuskan untuk memasukkan es krim Magnum sebagai jajaran es krim rasa coklat kesukaanku nomor 7 :O. Yeaaaay beri applause yg meriah... *prokprokprok*

Tapi, yang namanya enak belum tentu menjadi favorit. Terbukti, meskipun magnum memiliki rasa yang benar-benar lezat dan mewah nampaknya masih terkalahkan dengan raza lezat dari Walls Paddle Pop rasa coklat, es krim favorit saya sejak bayi. Hahahaha. Paddle Pop adalah merk es krim dari Walls yang kemunculannya sudah sejak zaman penjajahan, lebih tepatnya tahun 1922. Varian rasanya bermacam-macam, mulai dari rasa Chocolatte, Rainbow, Pisang, Caramel, Vanilla dengan pusat saus coklat, Choc-Mint, Moo, Solar suar (Orange dan berry), Kopi, Vanilla, Strawberry, Bubble Gum dan masih banyak lagi. Es krim ini pun yang menjadi camilan pengganti ketika saya merasa 'agak' bosan minum ASI. Hahaha enggak ding...Dulu, waktu aku masih umur 4/5 tahunan gitu, dalam seminggu bisa makan es krim ini 3-4 kali. Saking seringnya beli es krim ini, sampai yang punya toko sering bilang "Lhoo adek gendut pengen beli pedelpop lagi?". Adek gendut jaree (--.)a. Es krim ini tidak hadir sendirian, ditemani oleh Walls Connelo dan Walls cup (yang pake sendok itu lho). Tentunya juga aku pernah mencicipi ketiga es krim Walls diatas, dan pastinya dengan pilihan rasa coklaaat :D. Jadi mupeng nih posting beginian *ngusap air liur*. Gimana gak mupeng coba, ngerasain es krim full coklat lembut dibalut coklat keras diluarnya. Menurutku, es krim dengan komposisi full coklat saja itu udah sangaat enak sekali bagikuu. *sluurp*

Soal harga, gak usah kaget. Di zaman penjajahan harga es krim Paddle Pop cuma 500 perak. Kalo sekarang sih sekitar 2.000, masih terjangkau dibandingkan kakak-kakaknya. Satu es krim Magnum bisa dapet 5-6 buah es krim Paddle Pop coklat, kalo aku sih mending milih yang terakhir, hehehe :p.

Meskipun es krim Paddle Pop jadi yang nomor satu dihatiku, bukan berarti aku bakal nolak kalo dikasih MAGNUM sama siapapun. Hehehe. Es krim mahal gitu, siapa yang tega nolak? ~("~)(~'')~

Dan sebagai penutup, aku akan mempublikasikan daftar 7 es krim terfavorit versi diriku sendiri. Jeng jeng jeng jeeeng..
1. Walls Paddle Pop Chocolatte *sekarang termasuk dalam series ELEMAGICA varian Choco Magma*
2. Walls Connelo Blackforrest Blossom
3. Walls Cornetto Disk Chocolatte
4. Walls Cornetto cup Chocolatte
5. Campina Sundae Chocolatte
6. Walls Bazooka Chocolatte
7. Walls Magnum Classic Chocolate


Itulah ketujuh es krim terenak versi saya, dan tentunya disusun berdasarkan urutan harga dari yang paling murah hingga yang mahal. Bagiku Paddle Pop akan tetap menjadi es krim idamanku sepanjang masa :)

***
Posting ini diketik diatas keypad K630i ku, dalam keadaan dicharge dan sambil sms-an dengan si Ferdy. Maaf kalo tanpa gambar dan hiasan, karna ini diposting lewat hape, ntar aja kalo posting lewat komputer, atau doain aja deh biar saya cepet punya tanktop eh laptop :D. Aminn

Sunday, February 13, 2011

Tatkala Hujan

Hujan menatapku kemudian berlalu. Desir nafas yang meletup-letup, membuat dingin di sekitar kuduk. Rintik yang tertata, sembilu menghasut ingatanku. Ahh bodohnya. Aku tak mau deras memeluk kerak masa laluku. Ia pun hanyut meronta pada hulu nadi. Kemudian lenyap.

Gelak bebatuan mengutuk tawaku. Ironis, melamunkan setangkai kerinduan. Ketika irama hujan berdendang padu. Memecah kesunyian, merobek kemunafikan. Kelatnya kisah saat lalu.

Hujan ini pun mengiringi harapanku. Saat dingin terderap lemah oleh pilu. Ketika kelam telah usang karna sehelai getir. Tatkala rindu terbuai dalam hati yang gersang, saat itulah aku bersimpuh kepada-Nya dan bersyukur atas anugerah terindah-Nya, yaitu kamu :)


Dedicated to : sang Bintang, Pencipta rinduku, my soulmate, "Ferdy Adi Fitra" :)

#Review Puisi : "Hei! Jangan Kau Patahkan"

HEI! JANGAN
KAUPATAHKAN

Hei! Jangan kaupatahkan
kuntum bunga itu
ia sedang mengembang;
bergoyang-goyang dahan-dahannya
yang tua
yang telah mengenal
baik, kau tahu,
segala perubahan cuaca.
Bayangkan: akar-akar
yang sabar menyusup
dan menjalar
hujan pun turun setiap
bumi hampir hangus
terbakar
dan mekarlah bunga itu
perlahan-lahan
dengan gaib, dari rahim
Alam.
Jangan; saksikan saja
dengan teliti
bagaimana Matahari
memulasnya warna-
warni, sambil
diam-diam
membunuhnya dengan
hati-hati sekali
dalam Kasih-sayang,
dalam rindu-dendam
Alam;
lihat, ia pun terkulai
pelahan-lahan
dengan indah sekali,
tanpa satu keluhan.
(Sapardi Djoko Damono, dalam bukunya Hujan Di Bulan Juni - hal. 13)


Puisi diatas adalah puisi yang paling saya sukai dari kumpulan puisi karya Sapardi Djoko Damono dalam buku "Hujan Di Bulan Juni". Entah mengapa ketika membaca puisi ini saya sangat kagum dengan diksi yang dipakai beliau. Sederhana namun merasuk. Seperti pada kalimat "saksikan saja dengan teliti bagaimana Matahari memulasnya warna-warni, sambil diam-diam membunuhnya dengan hati-hati sekali". Sungguh lihai, makna yang dapat kita tangkap dari kalimat di atas adalah peran matahari yang mampu 'menghidupkan' juga 'mematikan' tanaman. Maksudnya adalah, seperti yg kita ketahui, matahari dibutuhkan tanaman untuk proses fotosintesis. Sepanjang masa tanaman tsb hidup, ia akan menghasilkan bunga atau buah yg berwarna-warni. Disinilah makna dari matahari "memulas warna-warni". Namun, matahari juga mampu 'memusnahkan' tanaman tsb seperti pada pilihan kata "sambil diam-diam membunuhnya dengan hati-hati sekali". Ketika musim kemarau, di saat hujan pergi sejenak untuk beberapa waktu, perlahan tapi pasti tanaman juga akan terbunuh seiring kemarau menguasai musim. Disinilah hebatnya, sang penyair menyebutkan kata membunuhnya dengan hati-hati sekali. Sangat nampak pada kata 'sekali' yg menggambarkan betapa sangat hati-hatinya sang matahari membunuh para tanaman pada musim kemarau, meski itu bukan keinginannya. Ia membunuh dengan perlahan-lahan juga dengan kasih sayangnya, sehingga tanaman pun akhirnya mati terkulai tanpa satu keluhan. Benar-benar menakjubkan. Saya suka puisi ini, dan tentunya salut kepada sang penyair :)

Saturday, February 12, 2011

Biarkan aku menatapmu dari kejauhan ..

Dan biarkan aku menatapmu dari kejauhan
Tak perlu kau berdiri disekitarku sekarang
Langit juga tak akan berkutik dengan rindu ini
Sesal merasuki rongga batinmu dan kau berkata : ''Mengapa aku harus menemuimu?''

Tiba-tiba langit beranjak kelabu
Sang guntur seperti mengisyaratkan gambaran hatiku
Ia mewakiliku untuk menjawab segala penat dalam benakmu
Jelas, lalu kau pergi tanpa isyarat

Sesaat membisu, sambil memandangmu berlalu, aku membatin :
''Biarkan aku menatapmu dari kejauhan''

Thursday, February 10, 2011

Bintang

Aku menanti peluhmu tiap malam. Entah mengapa tak terasa lelah sama sekali. Jiwaku akan tenang begitu kau muncul. Sesaat tersenyum sambil menatapmu. Bintang..

Langitku tak akan manis tanpa hadirmu. Gelap dan polos. Karna kau memang tercipta untuk menghiasi malamku. Dan ketika jiwaku telah terlepas dari raga ini, pesonamu akan semakin dekat, bahkan dalam genggamanku.

Bed rest's note

Terbaring lemah di peraduan, menunggu keajaiban sebuah doa. Dariku, dan mungkin darinya. Sekecil apapun terasa sangat memeras otak. Bukan mengeluh namun mengadu. Pening ini bertolakbelakang dengan aktivitas. Tak padat juga tak jarang. Setengah-setengah saja ...

Ditemani sebaris benda kecil ajaib ini, aku merebahkan diri. Segala sesuatu berputar-putar, tampak disekeliling. Seluruh raga ini tak berdaya. Oh Tuhan, hamba bersyukur masih sanggup merasakan nikmat sakit dari-Mu ...

Lantunan syair merdu, gubahan sang kekasih hati, terdengar menggema di sudut-sudut ruangan. Menemaniku beristirahat panjang untuk siang ini. Tak lupa sang pengantar pesan tergeletak disampingku. Mungkin sebagai hiasan, tapi dirasa sangat ampuh mengusir penat.

"Meski jarak memisahkan raga kita, namun hatiku tetap jadi milikmu, Oh Tuhan kabulkanlah semua doa, kuatkanlah ku tuk dirinya.....Dinda...". Alunan bait demi bait syair yang terbalut nada tsb menari-nari di telingaku. Merdu, dan sangat bermakna. Sebuah hasil karya sang pujaan hati yang didedikasikan untukku. Mungkin terkesan biasa dan tak bernilai. Tetapi bagiku itu sangat ampuh meluluhkan sisi cuek diriku. Hmmm..dan kini aku begitu menyayanginya :)

Mata ini semakin berat saja. Dan nafas sepertinya juga tak mau kalah. Oh pening sekali rasanya...Lalu sebutir benda kecil ajaib kupaksa melesat ke dalam perutku. Memejamkan mata, dan berharap akan datang sebuah keajaiban, entah nanti atau setelah ini.


(Adinda Retna Pradini, #bed rest's note)

Wednesday, February 9, 2011

#flashback - sebuah ungkapan kegundahan

''dan aku akan tetap
sendiri seperti ini . . .
sampai kau kembali
menjemputku dari
kesepian
mengajakku melihat
warna indah dunia
menunjukkan aku pada
wangi bunga yang sedang
mekar
memberitahuku tentang
suara gemuruh ombak di
pantai
semua itu ingin aku
dengar, cium, dan
rasakan
setelah sekian lama tak
pernah ku lakukan lagi
bersamamu . .
kemanakah hilangnya warna
duniaku ?
kemanakah perginya wangi
bungaku ?
dan kemanakah hilangnya suara
ombak itu ?
kembalilah . .
semua itu serasa
menghilang, ketika kau
tak ada disini
pulanglah, dan temani
aku merasakannya lagi
aku menunggumu
kembali, sayang . .
aku merindukanmu :("

(Adinda Retna Pradini, 28 Juni 2010)


Sebuah sajak ku tulis ketika kegundahan merasuki kalbuku. Tepat pada tanggal 28 Juni 2010, ketika jiwa sedang dirajai oleh kesepian. Waktu itu sang belahan hati entah pergi kemana, dan entah mengapa juga tiba-tiba membiarkanku seakan ia jenuh padaku. Malam itu, diiringi tetesan kerinduan dan percikan kegundahan, aku menulis bait ini. Sebuah syair yang ku tunjukkan untuk sang pencipta rinduku. Sebuah ungkapan sederhana tentang kegundahanku pada belahan hati yang perlahan menjauhiku, sebelum akhirnya ia benar-benar menghilang 'sejenak' dari hidupku :(

Monday, February 7, 2011

hampir mati rasa ..

hampir mati rasa
atau mungkin sudah?
entah
aku jenuh
namun aku masih berharap
mungkin kau tak mau salah
ya, aku yang selalu salah
dan aku yang harus mengalah
aku jenuh
aku hampir mati rasa
lanjutkan petualanganmu, boy
kau akan tahu akibatnya nanti

Saturday, February 5, 2011

Sekilas

Sekilas mendung tercerai-berai di langit jiwa. Kupikir ia akan membunuh waktu singkatku. Namun, sang mendung ternyata meneduhkan. Ia tak menumpahkan petir yang menusuk. Melainkan hanya gumpalan awan kelabu dan desiran angin yang mengetuk kalbu.

Sekilas ia nampak menakutkan. Seringainya menyerukan 'akulah sang penguasa'. Kemudian aku berlari, tetapi sang mendung tetap saja mengikutiku. Di dalam ketakutanku ia membelai wajahku. ''Tenang saja, aku tak akan lama singgah di langitmu'' ucapnya sembari menghilang. Gumpalan kelabu pun semakin memudar. Sedikit demi sedikit langitku sudah terhiasi lagi oleh sang bintang.

Aku memanggilnya, namun tak ada jawaban. Ku ulangi sekali lagi dengan lantang namun tetap saja, nihil. Nampaknya sang mendung benar, ia tak akan singgah terlalu lama...
Ya, hanya sebentar..
Dan hanya sekilas.

Friday, February 4, 2011

kiamat didalam diri

ketika kamu kalah dan menangis
di waktu yang sama, hujan badai mengoyak segenap rumah yang cantik
ketika kamu kecewa dan putus asa
di saat yang sama, gerakan angin yang lincah menyapu dan menumbangkan hutan jati yang kokoh
ketika kamu jatuh dan menyerah
di waktu yang sama, goncangan dahsyat meretakkan sebagian bumi yang subur

yang kamu rasa, tak lebih dari sebuah kiamat kecil
namun ia memporakporanda jiwamu, bukan duniamu
tak perlu dengan menangis
apakah kamu tega menghancurkan semangat dan doamu yang cantik di dalam hatimu?
tak perlu berputus asa
apakah kamu tega merobohkan pohon prinsipmu yang kokoh di dalam benakmu?
dan tak perlu juga kamu menyerah
apakah kamu tega meretakkan cita-cita yang telah kamu impikan sejak dulu?

dan ketika kiamat kecil itu tak pernah terjadi lagi di dalam dirimu, sebuah mimpi besar akan datang seiring keyakinanmu ..

Thursday, February 3, 2011

Kerinduan Sang Bulan (part. 3)

Dan Sang Bulan mulai meresah. Malam ini hujan tak singgah. Namun mengapa Sang Bintang tak jua datang? Beribu tanya muncul menggores benaknya. Sakit. Sang Bulan bahkan tak tega membenci waktu. Detak jantungnya perlahan melemah, mengiringi detik kerinduan yang terpaksa ia telan. Baginya malam ini tetap sunyi. Meski lampu kota berkedip riang, sorak mesin menderu hebat.

Dan Sang Bulan pun mulai terisak...


***

Setitik cahaya menghentikan tangis Sang Ratu Malam. Ia menoleh, dan cepat-cepat beranjak dari kegundahan. "Aku datang" ucap cahaya itu. Sang Bulan kembali meraung. Namun kali ini bukan gundah. Sang Bintang telah pulang. Yaa, penantian panjang itu nampaknya telah berakhir malam ini :)

#Review Acara "Rossy Goes To Campus-Indonesia Tangguh"

Postinganku tentang acara "Rossy Goes To Campus-Indonesia Tangguh" yang diselenggarakan pada tanggal 11 Desember 2010 di Universitas Airlangga ternyata dikutip atau direview oleh Rosianna Silalahi di blognya http://rosinews.com/. Huaaa gak nyangka kalo keisenganku ternyata dipublikasikan ke khalayak oleh sang bintang di blog khususnya :). Awalnya aku memang iseng, kok pengen ya ngeposting jalannya acara itu di blogku. Alhasil, dengan berbekal hape butut kesayanganku Sonny Erricson K630i, aku menceritakan setiap deatil dari acara yang bertempat di gedung Auditorium Kampus C UNAIR. Saat itu aku nggak sendirian, aku ditemani oleh seorang teman sekelasku yang bernama Diah Prameswari Ningharta. Sedikit bocoran, sebenarnya tujuan awal kami bukan ke Auditorium Kampus C untuk menyaksikan acara itu, namun seharusnya kami berada di Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk mengikuti acara ESQ. Lha trus, kenapa kok malah nyasar di Kampus C?. Begini ceritanya...

Saat itu, aku berangkat jam 8 pagi menuju ke Kampus B tempat dilaksanakan ESQ. Didepan gerbang Kampus B aku bertemu dengan Diah, Eko, Robi temanku sekelas yang juga akan menghadiri ESQ. Sungguh sial nasib kami semua, kami tidak diperbolehkan masuk karena datang jam 9. Acaranya memang dimulai jam 7, tapi berkat pengalaman teman-teman sebelumnya yang banyak datang molor dan diperbolehkan, akhirnya kami juga meniru mereka. Lha ini kok malah diusir, gak boleh masuk. Dengan hati agak mangkel, akhirnya aku memutuskan untuk pulang. Tapi sebelum aku pulang, aku ingat kalo hari itu ada acara "Rossy Goes To Campus-Indonesia Tangguh" di Auditorium Kampus C UNAIR. Wahahaaa...lumayan bisa ikut acara ini daripada pulang ke rumah lebih awal. Pukul 10 aku bertolak ke Kampus C dengan Diah untuk membeli tiket, murah lho, hanya 5 ribu rupiah. Karena acaranya masih jam 1 siang, akhirnya aku cooling down dulu di kosan nya Diah. Pukul 12 siang aku langsung capcus ke Kampus C....

Gak nyangka, acara masih kurang 1 jam lagi tapi parkiran udah mulai penuuuh. Di depan pintu masuk udah banyak mahasiswa yang berjejalan masuk untuk berebut mengisi tempat terdepan. Yahhh sedikit kecewa, ternyata kursi untuk lantai bawah udah penuh semua :(. Lalu aku dan Diah memilih duduk di tribun atas, gak papa deh lumayan juga bisa lihat panggung dengan jelas. Saat acara berlangsung, jempolku tak ada hentinya memencet keypad hape bututku untuk menceritakan setiap momen di acara itu. Si Diah sampe heran, kalopun aku lagi smsan, kok nggak ada hentinya. Yaaaa apa dayakuu, pengen ngeposting cerita tapi nggak punya leppy T.T , masak harus bawa komputer kesini (lebay). Dengan berbekal hape butut kesayanganku ini aku mengikuti setiap detik dari acara tsb, meskipun banyak percakapan yang ketinggalan tapi lumayan lah hasil dari postinganku tersebut :)
Kalo ingin tahu, buka link disini dan disini atau langsung search di halaman ini dengan judul : Rossy Goes To Campus-Indonesia Tangguh.

maaf gambarnya agak burem, ini aja kudu dusel"an sama penonton yg lain --"
Di blog milik Rossy tsb, ia memaparkan tentang kunjunganya di Kampus Perjuangan Terbaik Jawa Timur yaitu Universitas Airlangga. Ia juga mengutip beberapa blog dari mahasiswa UNAIR yang kebetulan juga memposting acara tsb. Diantaranya blog milik Rizka Arifa. Kemudian disusul oleh blog milik Pandu Amukti. Dan terakhir blog milik saya sendiri Adinda Retna Pradini. Baru tahu kabar ini, soalnya tadi siang aku iseng mengetikkan keyword dengan nama lengkapku sendiri di situs google.com kemudian munculah halaman ini. Terharuuuuuu sekaliiii rasanyaaa <<< lebay. Sekilas penuturan di blog milik Rossy : Blogger lain yang juga mahasiswa Universitas Airlangga bernama Adinda Retna Pradini. Melalui blognya http://dindaliciouz.blogspot.com/2010/12/rossy-goes-to-campus-indonesia-tangguh.html. Adinda lebih memusatkan perhatiannya pada narasumber yang datang.
***
Misalnya, dia menuliskan tentang Rachmat Gobel, Presiden Direktur PT. Panasonic Gobel sebagai pengusaha yang berjiwa nasionalisme. Di sini Rachmat Gobel mengisahkan tentang perjalanan kariernya. “Sedikit kisah tentang Bapak Rachmat Gobel, waktu kecil beliau pernah bekerja sebagai pembersih toilet,” tulis Adinda.
***
Lalu, ada putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid, yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Pro Gus Dur. Di sini yang menarik perhatian Adinda adalah kesempatan bertanya jawab dengan lulusan Harvard University USA ini melalui akun twitter milik Rosianna, yaitu @RosiSilalahi.
***
Adinda menyebut nara sumber yang berbincang-bincang di acara Rossy Goes to Campus selama 90 menit itu sabagai tamu super.
***
Lalu dalam blognya, Adinda, menguraikan ajakan Rosi untuk mengubah pandangan tentang Indonesia dari sisi negative ke positif. “Jika kalian adalah mahasiswa yg peduli terhadap Indonesia, jika kalian ingin mewujudkan Indonesia Tangguh log in ke www.indonesiabetter.com ."
***
Adinda juga menyimak ucapan Wagub Jawa Timur. Syaifullah mengungkapkan kebanggaan terhadap Mahasiswa Universitas Airlangga sebagai dalang dalam mewujudkan Indonesia Tangguh. “Pak Ipul berpesan kita harus menjadi Indonesia yg lebih baik agar dapat bersaing dengan negara lain,” begitu Adinda menulis.
***
“O iya, satu lagi yang gak kalah penting saat jam session, ada penampilan spesial dari Glenn Fredly yang sangat-sangat memukau dengan gaya panggung dan suara merdunya yang khas,” ini ungkapan Rizka dalam blognya. Adapun Adinda menyebutnya begini, “Ada tujuh lagu, tapi aku hanya tahu judul lagu yang ketiga 'Terpesona' dan lagu keempat Rasa Sayange. Hehehe.”


HAHAHAHA.. Itulah tadi sebuah keisengan dan sebuah keputusan yang tidak direncanakan sebelumnya tetapi menghasilkan sebuah tulisan yang dihargai oleh orang ^^,

Kerinduan Sang Bulan (part. 2)

Kurasa belum cukup untuk pagi ini. Dalam benaknya, sang bulan masih tersungkur menanti malam. Meski saat ini bukan waktu yang tepat untuk merindu. Bayangnya seakan menari-nari dalam keresahan. Mencabik penantian hingga membuatnya menyerah. Ia tahu, nafas ini tak akan lama lagi. Namun sepercik harapan telah ia raih bersama dengan gundah, lagi-lagi tentang kegundahan.

Betapa tidak, secercah senyuman nyaris sirna sejak Sang Bintang pergi. Rupanya sudah tak tersisa lagi, lalu Sang Bulan beralih. Ia mengeluh pada dirinya. Dengan sedikit tangis di genggamannya, ia meminta pada Sang hujan. "Kumohon kau jangan datang malam ini, aku ingin bertemu Sang Bintang".

Kerinduan Sang Bulan

Bulan malam ini sedang mengeluh. Dirinya harus terpaksa menahan gemuruh rasa yang berbaur menjadi satu. Cahaya nya memburam seketika, walaupun ia sebenarnya juga lelah menyinari kegelapan. Tampaknya sang bulan sedang merindu. Langkahnya menjadi tertatih ketika gelap semakin mencapai titik terujung.

Sejenak sang bulan beralih dari singgasana. Dipandanginya sosok istimewa dibalik pigura merah. Sesekali, ia mengharap agar dapat merogoh waktu. Lagipula tak ada yang mampu mengurungnya selain gejolak rasa yang mencekam, seperti malam ini.

''malam ini aku sedang merindukan Sang Bintang'' ucap Sang Bulan.

Wednesday, February 2, 2011

cantik bukanlah segalanya

Cantik, adalah anugerah yang diberikan oleh Allah khusus untuk kaum hawa (jangan sampe buat kaum adam juga :p). Definisi kata cantik akan banyak kita temukan dalam versi yang berbeda-beda untuk tiap orang. Jika kita mencari arti kata cantik di google, akan ada banyak sekali opini tentang itu. Menurut mereka, cantik dibagi menjadi 2, cantik luar (dari wajah) dan cantik di dalam (inner beauty). Sudah tak asing lagi sepertinya dengan ungkapan inner beauty. Setiap wanita tentunya sangat menginginkan 2 kategori cantik tsb ada pada dirinya. Berbagai usaha dilakukan untuk membuat mereka tetap atau semakin cantik. Mulai dari yang menghabis budget kecil hingga ratusan juta rupiah. Tapi, apakah anda tahu bahwa sebenarnya kecantikan wanita hanya berukuran 1 milimeter saja? Apa maksud kalimat tsb? Ini penjelasannya...

Dosen Mata Kuliah Agama Islam saya di kampus pernah berkata, "Kecantikan seorang wanita Islam diukur dari seberapa tangguh ia tidak memamerkan auratnya kepada lawan jenis, menjaga kesucian diri dan menahan pandangannya. Semua wanita di dunia ini cantik. Namun sesungguhnya antara cantik dan jelek hanya berbeda 1 milimeter saja". Kemudian beliau melanjutkan, "Apa yang akan terjadi jika kulit wajah seorang wanita cantik terkelupas sedalam 1 milimeter saja? Masihkah ia disebut cantik? Masihkah ia dapat menyombongkan kecantikannya? Sebenarnya, seorang wanita tak perlu menyombongkan kecantikan yang dimilikinya, karna itu adalah cobaan, kecantikan hanya berkadar 1 milimeter saja. Sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik Allah semata"

Subhanallah, Dosen saya seperti menyirami kepala saya dengan air es. Sungguh tenang hati saya setiap mengikuti kuliah agama di kampus. Beliau membuka cakrawala saya tentang banyak hal di dunia yang belum saya ketahui. Salah satunya definisi tentang arti cantik menurut Islam. Dulu, saya sering iri melihat teman saya yang memiliki fisik hampir mendekati sempurna. Memiliki kulit yang putih, wajah yang manis, senyum yang indah, rambut lurus, mata dan alis yang bagus, hidung mancung, dll. Saya sadar bahwa waktu itu saya benar-benar khilaf karena tidak mensyukuri apa yang kini dalam genggaman saya. Saya baru sadar bahwa kecantikan itu adalah titipan, di dalamnya penuh dengan cobaan jika sang wanita tsb tidak bisa menjaga titipan dari Allah tsb.

"Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhanmu memaklumkan. 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih'" QS. Ibrahim:7

Wallahu'alam.

Tuesday, February 1, 2011

Gundah pada Separuh Jiwa

Malam ini rasanya gundah. Aku paham, separuh dari jiwaku tak ada di sekitar. Ia sedang berkelana memuaskan batin dan tak sadar bahwa gerak jantungku menandakan kekhawatiran akan keadaannya. Itulah sang adam. Mereka menghapus duka dan lelah dengan menapak kepuasan yang tak menyudut. Baginya itu bukanlah gambaran kepalsuan. Meski tak semua pijakan itu menyegarkan naluri.

Sunyi pun tak sanggup menempati separuh jiwaku yang kosong ini. Entah, apakah mereka menyerah beradu dengan bimbang. Inginku, malam ini dingin mampu membekukan segala kegalauan. Agar gelagat kerinduan untuk sang belahan jiwa dapat terbendung.

Ya Allah, semoga dia disana baik-baik saja.