Sunday, September 21, 2014

rasa 'entah'

ada sebuah rasa 'entah' dan 'tak terdefinisi'. sebuah perasaan takut untuk mendeskripsikannya sebagai bentuk rasa kehilangan. belum sejauh itu, pikirku. namun, seolah telah sangat siap untuk mengetahui satu hal bahwa aku akan kehilangan. lagi-lagi aku berbisik "dia belum sejauh itu".

waktu telah mendewasakan keadaan. sebuah garis masa yang terus akan tergores seiring kaki kita melangkah. sebuah perasaan 'entah' ini terus mengusikku hari ini. mungkin Hypophrenia, --seperti tweet yang barusan saja dia retweet-- yang cocok untuk menggambarkan kondisiku saat ini.

(adindaretna - 2014)

Friday, September 19, 2014

sepatu

di suatu pagi yang cerah, yang bahagia. saling mencari untuk sebuah kabar gembira yang ingin kita bagikan satu sama lain. bahagiamu yang terefleksi oleh kalimat-kalimat rendah diri. seolah kamu tak pantas mendapatkan itu. seolah posisimu serba salah. seolah kamu merasa beruntung, tapi tak bisa mengekspresikannya dengan cara yang normal. bahagiamu bahagiaku juga, kawan. sedihmu, sedihmu sendiri. hahahahaha. aku bercanda. sedihmu tak akan pernah kubiarkan untuk lama-lama terbendung di matamu. jika memang harus kaulepas jatuh, jatuhkanlah hingga ia menyentuh tanah dan menembus bumi lalu alpha ditelan perutnya. iya, aku akan selalu menemanimu dalam batas yang sewajarnya, seperti kamu yang pernah berkata "aku tidak akan pernah meninggalkan kawanku meskipun aku ditinggal pergi olehnya". dan baiklah, kita adalah sepasang sepatu, selalu bersama tapi tak bisa bersatu. karena mencintaimu adalah hal yang paling ajaib jika itu sampai terjadi. karena cukup menjadi tempat sampah bagimu sudah membuatku sangat berarti berada di sisimu.

by the way, terimakasih untuk beberapa minggu yang menenangkan ini ya. ah, aku memang lebay dan alay, seperti katamu. menjadi orang yang berjalan disampingmu dan terasa nyaman tanpa ada perasaan lebih kecuali sayang untuk sahabat sepertimu itu memang langka. dan untuk kebahagiaanmu pagi ini, aku ucapkan selamat! selamat menempuh hari yang baru, hari yang akan lebih indah dari sebelumnya, hari yang akan lebih bersemangat, lebih berwarna, lebih cerah, lebih bermakna. disamping aku telah mewujudkan satu mimpiku, ternyata kamu juga telah mewujudkan satu mimpi khayalmu untuk mendapatkan sebuah cinta yang tulus. hmmm :)

tugas kita belum selesai, kawan. perjalanan kita masih sangat panjang. hidup baru saja dimulai sekarang. dan bolehkah aku untuk selalu ada di langkah-langkah perjuanganmu? menjadi tempat sampah yang terus kaucari ketika dunia telah kejam kepadamu? hehehehe. aku alay dan lebay ya.

"kita adalah sepasang sepatu, selalu bersama tak bisa bersatu."  Tulus - Sepatu

(adindaretna - 2014)

Thursday, September 18, 2014

lalu, potongan kertas warna-warni itu kini telah berubah menjadi abu, abu-abu :)

potongan-potongan kertas warna-warni, bertuliskan rasaku untukmu. kugambar dengan sangat hati-hati dan dengan sebuah harapan yang tinggi. terkumpul waktu 14 hari untuk menyelesaikan semua menjadi satu hal yang amat kubanggakan. butuh 8 hari untuk mengukir dan melukis kata-kata dengan membubuhkan warna yang cantik agar sedap dipandang. butuh 3x24 jam untuk merangkai satu per satu menjadi sebuah rangkaian cerita singkat yang mengagumkan. tanpa tidur sama sekali. butuh 2 hari untuk menjadikannya sebuah film pendek dengan software yang kadang error ketika sudah sampai di tengah cerita. kadang sering harus mengulang dari awal. kadang juga harus berhenti mendadak di tengah penyusunan. ternyata se-berjuang inikah caraku untuk menyatakan bahwa aku sayang kamu? sisanya, 1 hari kugunakan untuk mengunggahnya ke situs populer YouTube. iya, aku membuatkanmu video stopmotion pertama kali yang membutuhkan waktu 14 hari untuk menggarapnya. aku terkesan menyiksa diriku sendiri ya, hehehehe. kamu tau kan, aku ikhlas kok melakukannya,........waktu itu. :)

kini, material potongan-potongan kertas yang cantik itu sudah jadi abu. jadi sampah. :)

aku membakarnya dengan sebuah harapan besar, abu itu tak akan menjadi utuh kembali seperti sediakala. karena itu tak akan pernah mungkin terjadi. sebuah akhir yang sudah terjadi di depan mata tak akan pernah mungkin kembali lagi menjadi awal, dengan rasa yang sama.


(adindaretna - 2014)

siang yang random

siang yang melarutkan pagi dengan kejam. hawa panasnya serta merta mengusik tubuhku yang masih inginkan sejuk mendekap. ah, rupanya memang sudah siang. pukul 12 lewat 19 ini aku terbaring di tempat tidur kamarku. ada sesuatu yang sedang mengganggu sistem imun di tubuhku. sebenarnya masih terlalu sehat untuk mengatakan bahwa aku sakit, pun sebaliknya. aku sendiri tak tahu persis apakah aku sedang sakit atau sudah sembuh. hmmm...

aku sudah lebih baik meskipun beberapa orang sempat menemuiku 'terlihat' bahagia dengan hidupku sekarang. hahahaha. maaf kalau aku tertawa setelah menyebut kalimat di atas. ada beberapa hal yang membuat hidupku dalam waktu terakhir terlihat berbeda. pertama, aku mempunyai 'obat', aku mengkonsumsinya setiap saat meskipun aku baik-baik saja dan meskipun tidak sedang divonis sakit hati. kedua, aku mendapatkan layang-layang yang memiliki bentuk yang indah setelah sebelumnya aku hanya bisa menatapnya saja dari kejauhan. ketiga, aku telah membakar benda yang merefleksikan waktu secara nyata dan tampak, kemarin pagi ketika cuaca hatiku sedang buruk. keempat, ada beberapa orang yang kuanggap tidak baik yang sudi ingin tahu perkembanganku. hahahahahaha. boleh aku tertawa untuk hal nomor empat? hahahahahaha.

siang ini random, ya? ada baiknya aku pergi tidur siang.

(adindaretna - 2014)

Monday, September 15, 2014

prosa kehilangan

teruntuk hati yang masih berusaha mengikhlaskan.... sebuah kepergian tak ada yang terlepas dari kata ketulusan. seperti halnya pertemuan, tak pernah luput untaikan perpisahan disampingnya. selalu dan selalu. mempercayai bahwa takdir Tuhan akan bergegas menyadarkanmu tentang mimpi-mimpi yang kau anggap baik. melupakan bahwasanya kita memiliki sebuah ketetapan semesta yang tak pernah sekalipun diragukan. bahwasanya sebuah pertemuan pasti ada perpisahan. sebuah pepatah klasik yang sulit diterima oleh hati yang terlanjur ditinggal pergi tuan rumahnya.

kembali menyadari satu hal bahwa ini bukan pertama kalinya aku ditinggal cinta pergi. cinta tak pernah pergi, cinta selalu tinggal disini, dalam hati. seseorang yang selalu kukira jawaban Tuhan dengan anggapan bahwa aku adalah tulang rusuknya, telah mematahkan hatiku, meninggalkannya berserakan tanpa memberi sebuah alasan pasti kenapa ia memilih untuk pergi. menanggalkan semua ikrar dan persembahan yang kerap membuatku melambung tinggi. kini, aku terhempas ke tanah kesakitan yang penuh dengan lumpur dan kerikil tajam. aku sedang terluka parah, berharap ada yang membawaku ke rumah sakit terdekat, atau memilih untuk aku sendiri yang mengobati dan menyembuhkannya, karena aku sang tenaga ahli kesehatan, aku juga hapal beberapa nama dan fungsi obat meskipun aku tahu itu konyol dan sebenarnya tidak membantu.

masih tentang sebuah kepergian, entah apakah Tuhan selalu menyisipkan pertemuan selaras ketika Dia menciptakannya, atau Tuhan masih memberikan jeda yang panjang untuk membuktikan bahwa kita pantas memiliki pertemuan yang panjang. aku sudah sampai di garis finish yang kaugambar dengan kapur patahmu. aku telah berdiri disini sejak dua bulan silam. menunggumu menarik lenganku dan mengajakku untuk kembali ke garis start. bodohnya, aku masih melakukan itu. aku berdiri di tepi garis ujung dan masih memandangmu berjalan pelan bersama wanita itu. wanitamu kini. entah masih samar-samar bahwa kau dan dia sedang berjalan pula menuju arahku tempat kakiku berpijak. entah. aku hanya ingin memahami satu hal, sebuah kepergian yang kugenggam perlahan-lahan akan kulepas dengan sangat hati-hati. agar nantinya hal itu tak akan pernah menyakitimu, menyerangmu, dan membunuhmu, seperti yang mereka lakukan kepadaku. biarkan aku melepasnya dengan sebuah keikhlasan yang paling ikhlas sedunia. berjalan menyusuri jalan setapak ini sendirian. merengkuh mimpi-mimpiku yang belum terwujudkan, tentunya tanpa menghadirkan kamu di dalamnya. karena kamu tak lebih dari sebuah mimpi yang telah kuraih, kubanggakan, dan kini nyaris terlupakan.

"ada sebuah jejak kaki yang tertinggal pasrah, di garis akhir yang kaugambar dengan jelas. rupanya sepasang kaki itu sudah tak lagi berdiri disitu. ia telah lelah berdiri dan menanti. rupanya ia memilih untuk benar-benar pergi. menjalankan skenario Tuhan yang lain, dengan segenggam mimpi di tangan kanannya. ia membuang jauh mimpi kelam tentang sebuah kepergian yang menyesakkan. kali ini ia cukup kuat untuk melangkahkan kakinya. garis finish itu merupakan titik awalnya untuk kembali melangkah. berbesar hati merengkuh sebuah perpisahan, sambil tetap hidup dan bernapas. tentunya juga dengan bahagia."

(adindaretna - 2014)

cinta kupu-kupu

kamu tak perlu berbohong untuk menjaga perasaan sebuah cinta
karena lebih menyakitkan mengetahui bahwa selama ini kau tak pernah mencintainya
padahal ia selalu berharap kaulah yang akan menemaninya hingga akhir hidup
dia selalu berdoa agar kaulah yang selalu menjadi rumah untuk melepas segala penat yang ia rasa
ia berpesan pada Tuhan agar mengambil sebagian hatinya dan menanamkannya padamu
namun ia lupa tak pernah memohon sebuah timbal balik
mungkin akan sakit sekali
nyatanya memang amat sangat sakit sekali
kini ia mengetahui satu hal, bahwa selama ini cintanya bertepuk sebelah tangan
ia memberimu 80, sedangkan kau hanya 20
ia terlalu menggebu-gebu, pikirmu
ia jatuh sakit dan terpuruk
ia hampir bunuh dari, hampir ingin mati
ia terluka, tetapi ia berkata lebih baik begini
lebih baik mengetahui ini lalu kecewa, daripada tidak pernah tau dan selalu berharap
kini ia tersenyum
karena berhasil melepas kupu-kupu yang tak ingin digenggam terlalu erat
membiarkannya hidup di alam bebas
menyaksikannya jatuh cinta dengan bunga yang cantik
memandangnya dari kejauhan
dan mengerti akan satu hal
bahwa cinta memang tak bisa dipaksakan
sekalipun doa dapat mengubah segalanya
tibalah saat untuk benar-benar pergi
dan berhenti menyaksikannya dari kejauhan
pergi untuk belajar menggenggam kupu-kupu dengan baik
mungkin bukan kupu-kupu, mungkin tak mau lagi kupu-kupu
kini ia teramat sanggup untuk pergi
mengikhlaskan sebuah hal paling rumit yang pernah dunia ciptakan
bahwa cintanya tak harus kumiliki
diantara cinta-cinta yang berhak dan pantas kumiliki
untuk kesekian kalinya ia tersenyum dan berkata:
selamat berbahagia yang sesungguhnya!

Sunday, September 14, 2014

16:16

pada suatu masa yang tubuhnya terlukis warna biru jingga
yang aku sempatkan pula untuk sejenak mengukir senyum
dan melabuhkan sekecap kalimat peluruh rindu
di sejengkal jarak yang tega mengurung kita
membasuh perlahan, seluruh kering dalam dinginmu
agar aku senantiasa mengucap syukur
selalu berterimakasih kepadaNya
karena diperkenankan (merasa) memilikimu
pada suatu masa yang masih biru jingga
terdapat kabut tebal abu-abu menggelapkan hamparan langit
mengetuk pintu rumah pemilik angkasa
menuturkan bahwa ia dahaga
dan segenap biru melunturkan jingga
mengupasnya kian pasrah
lalu meniupnya perlahan ke hamparan rumput
mengubahnya menjadi samudera
dan kembali pada benak awal yang (merasa) kumiliki
nampaknya ia akan selamanya menjadi laut lepas
mengombak seolah ingin menyampaikan sesuatu
menghempas karang yang lebat seolah dihalau oleh takdir
pada suatu masa yang sudah tak lagi biru jingga bagiku
masih ada biru jingga milikNya
sebab selama ini aku hanya merasa memiliki
sebuah abu-abu yang kupikir biru jingga
sebuah masa dimana aku selalu sisipkan senyum sembari menatap waktu di jam kembar ini, dulu :)

Saturday, September 13, 2014

aku pulang

"setelah dari tempat parkir ini kita harus beranjak pergi. aku akan pulang ke rumah, begitu juga kau. dan rupanya rumah kita berbeda, meski kita sempat menempuh beberapa kilometer jalan bersama-sama. hingga di suatu persimpangan, kau memilih haluan ke kanan, sedangkan aku terus melaju menuju rumahku. kau telah sampai di rumahmu, di persinggahanmu, sedang aku masih saja melaju dengan kecepatan ringan dan belum juga sampai di rumahku. kau telah melepas penat sedangkan aku masih berkutat dengan lelah. kini, aku menyadari bahwa jalan kita telah berbeda. terimakasih telah menemani sepanjang perjalanan yang melelahkan, selamat beristirahat di tempat persinggahanmu yang baru!"

(adindaretna - 2014)

Wednesday, September 10, 2014

mendapatimu hari ini

"hai, selamat bertemu lagi
aku sudah lama menghindarimu
sialku lah kau ada disini
sungguh tak mudah bagiku
rasanya tak ingin bernapas lagi
tegak berdiri di depanmu kini
sakitnya menusuki jantung ini
melawan cinta yang ada di hati"

detak jam seolah terhenti. mendapatimu hadir kembali di suatu ruang yang tak akan pernah kukenali. selembar kertas yang tersobek dan lusuh, membuka perlahan...masih berisikan ingatan yang pudar. coretan tangan yang hingga kini masih enggan mendeskripsikan maknanya. masih berisikan warna-warna yang hampir pudar, hampir sebagian sirna. mendapatimu hadir kembali, di depanku yang sebenarnya masih belum cukup waktu untuk membereskan sisa-sisa kepingan yang kau porak-poranda dua hari yang lalu. masih berisikan sajak yang kerap menelan namamu di tiap bait-baitnya yang patah. masih patah, dan kini semakin patah.

"bye, selamat berpisah lagi
meski masih ingin memandangimu
lebih baik kau tiada disini
sungguh tak mudah bagiku
mengehentikan segala khayalan gila
jika kau ada dan ku cuma bisa
meradang menjadi yang di sisimu
membenci nasibku yang tak berubah"

padahal langit bisa saja menentangku untuk pergi. menurunkan taring-taringnya yang kecil agar aku tak memutuskan untuk berlayar. padahal ia bisa saja memilih untuk berlayar sendiri, tanpa aku, tanpa kap mesin, tanpa ikrar, tanpa sebuah kata 'harus'. Tuhan memilih untuk lebih mendengar hati daripada aku. padahal, boleh jadi aku yang bersikukuh untuk tinggal, padahal aku berdoa agar lekas pergi. semua berjalan seperti saat tanganmu menyentuh air mengalir. kamu tak akan pernah sanggup mengembalikan aliran yang sama persis dan menyentuh air yang sama seperti pertama kali. dan untuk jalan Tuhan hari ini, entah aku harus menyentuh doa yang sama seperti sediakala, ataukah mencuri patahan kata yang masih tersembunyi dalam lubuk hati. hingga Tuhan menamparku dengan sangat keras hari ini, mengingatkan padaku tentang dusta yang masih saja merengkuh hati. tak tau kapan waktu untuk pergi, tak tau kapan harus tinggal.

"berkali-kali kau berkata
kau cinta tapi tak bisa
berkali-kali ku telah berjanji
menyerah"

akhir dari sebuah lelah yang panjang, tentang kebohongan hati untuk mengungkap rindu yang masih tersembunyi. hari ini telah kuluapkan. sedikit melegakan yang sebelumnya amat terasa sesak.

hai :) (selamat bertemu lagi)
:) (aku sudah berapa lama menghindarimu?)
hmm..kamu kok disini? :) (sial, kenapa kamu disini)
sendirian aja? :) (ini nggak semudah yang kamu kira lho, hahahaha. aku hampir susah napas)
oke :) (calm down, harus tetap tegar di depan kamu)

bye, hati-hati di jalan ya :) (selamat berpisah lagi)
:') (masih ingin lihat kamu sebenarnya)
:'') (tapi lebih baik kamu memang harus pergi)
:''')

song lyric by: Tahu Diri - Maudy Ayunda
10 September 2014,
menjadi hari luar biasa dalam sejarah kita.

(adindaretna - 2014)

Monday, September 8, 2014

it's always been you

aku masih merasakan itu kamu, yang dulu kerap menempa keluh kesahku akibat kejamnya dunia yang kulalui di bagian perjalanan menuju cita-citaku. kamu yang menjadi tempat beristirahat sebab kelelahanku akibat menjalani berbagai hal yang menjemukan. masih kamu yang kutemui, di beberapa bunga mimpi yang tak sengaja kupetik secara tak beraturan. aku rasa, kamu tetaplah kamu yang menurutku belakangan telah banyak berubah, bahkan berbeda sama sekali. aku rasa kamu akan selalu tetap menjadi kamu, seacuh apapun aku terhadapmu kelak, dan sebenci apapun aku kemarin, kamu tetaplah kamu. it's always been you. it's always been me, too.

"hai, selamat bertemu lagi
aku sudah lama menghindarimu
sialku lah kau ada disini
bye, selamat berpisah lagi
meski masih ingin memandangimu
lebih baik kau tiada disini.."

selamat malam, kamu. selamat berjuang meraih mimpimu. aku akan selalu mendoakanmu, disini. di dunia yang aku selalu berharap tak akan pernah ada kamu lagi.

miss you!