Tuesday, March 20, 2012

ini candu

ini candu
yang kugeletakkan disamping tumpukan sampah kenangan
berdekut dihunus lampiaslampias abu yang nyaris gontai
teridap kesakitan oleh sajak cinta terdungu
berdiang di kelopak ternanar bak sesepat ampas gerigau

"ini candu yang kupinjam darimu dulu, sekarang kukembalikan padamu"

Tuesday, March 13, 2012

lalu apa?

firasat ini terlalu kuat jika harus bermuara dalam benakmu, sayang. aku menyimpan seluruh kesucian pandangan agar kelak nantinya kau dapatkan apa yang kausebut itu sebagai anugerah. biarkan tubuh kita basah diguyur konflik. jangan pernah mencoba untuk menghindarinya, sayang. biarpun aku harus menggigil karena berusaha bertahan dari cuaca sikapmu yang dingin. biarkan meski aku harus hipothermia dan sulit untuk menelan kepastian.

jika kau telusuri lebih dalam lagi, sorot mataku, akan kau dapati seribu kerangka bayangan peristiwa yang acapkali mencekik leherku. bukankah organ jantung sedang bekerja sesuai perkiraan, bilamana menjumpai --yang kerap mereka definisikan sebagai soulmate-- atau separuh dari jiwa yang fiktif, lalu jantung akan bekerja lebih sempurna? ia tak akan lupa mengabsen kehadiran belahan jiwanya di tiap degupan yang selaras dengan ingatan :).

lalu, untuk apa kucemburui wanita itu? padahal ia tak pernah sedikitpun kauijinkan untuk sekedar menyentuh labirin bayangmu. lalu, untuk apa selalu kupitam janjimu ketika aroma ringkihnya mulai tercium di sudut rahangmu? untuk apa? lalu apa?

cermati kerja jantung milikmu, masihkah ia berdenyut teratur seirama dengan tetubi tusukan belati di milikku?

Sunday, March 4, 2012

heart criticism

"menenggak beberapa cairan, sambil terpejam. entah apa yang kutenggak barusan, aku tidak kelihatan. aku juga mempertanyakan fungsi pernafasan juga pencernaan. semua berjalan sesuai kenyataan, mengalir tegas seperti pertanyaan ................."


hati saya sedang kalut, bukan karena kekasih saya. memperhatikan (beberapa) pernyataan (beberapa) manusia mengenai malam ini, malam minggu, semua perasaan bercampur menjadi satu. entah aliran listrik darimana yang tega menyetrum saya. satu hal, saya seperti merasakan sengatan luar biasa dalam tubuh saya. saya iba kepada mereka (atau mungkin) sekaligus membuat mereka berbalik iba kepada saya. bagaimana tidak, keangkuhan tengah merajai aktivitas otak mereka. sadar atau tidak betapa sangat lemahnya diri ketika kita merasa angkuh. angkuh dalam hal melupakan sebuah asal-muasal. titik.

ah, jangan sampai mereka lupa kalau masih punya Tuhan ...................

Thursday, March 1, 2012

serupa kabisat

aku merindui sketsa dekapanmu yang bagiku ia serupa jelaga beraroma picisan
yang bilamana hendak kulukis merah senja di pelataran sukmanya, seketika matanya memancarkan gradasi pelangi
aku merindui patahan jenuh yang kaurekatkan dengan ikrar bak galaksi yang tak mungkin berpisah dari langit
meski sebelumnya telah kuketahui bahwa semua itu akan musnah, seiring waktu berjalan

aku teramat mencintaimu, sayang. bukan sebab ini kabisat pertama kita. sebab, kamu tak hanya langka seperti kabisat, yang tak banyak orang punyai kesetiaan yang sama dalam menanti kehadirannya. kamu, serupa janji yang kuselipkan di jemari manis ketika fajar memerahkan pipiku. kamu, serupa lukisan yang kupajang di dalam ruang tamu rumah masa depanku. kamu tak hanya indah, sayang, kamu itu lebih dari indah :*

terimakasih untuk keajaiban yang Allah ciptakan hari ini dengan menghadirkan kamu sebagai perantaranya. aku sayang kamu. bolehkah aku cantumkan namamu disini, Paradita Winenda Aditama? iya, disini, di kalender hatiku, tepat dibawah angka kabisat itu :*