Tuesday, September 4, 2012

memorabilia

Senandung memorabilia. Tertuang pada gelas-gelas cantik yang berisi kenangan manis. Hangat merebak pada dinding kaca yang terkepul uapan. Sembari kuaduk agar makin melarutkan kisah klasik. Memorabilia.

Memorabilia terus bergulir, gantikan kesekian lembar cerita yang mulai usang. Krek! Lembar demi lembar telah kusobek.

Memorabilia masa putih biru. Serasa ada yang hinggap namun tak mau terbang kembali. Aku terngiang oleh sayup ilalang, terhembus akibat luapan angin. Hatiku masih tertinggal disini, tepat enam tahun silam.

Memoar menghempaskan tubuhku, kembali ke keadaan riuh waktu itu. Dengan bola voli di tangan kiri, langit tersenyum manis kepada kami. Teriknya menguliti, namun kami tak peduli. Di tengah lapangan yang berdebu, tanganku terayuh begitu saja. Kemudian ringan bebanku.

Memori di saku rok pendekku. Kubelikan dua bungkus snack berbalut plastik kuning. Renyahnya tak bisa tergantikan oleh tawa kami yang jahil. Bukan satu atau dua kali, tak terhitung. Setiap pamit ke kamar kecil, lebih tepatnya.

Memori di pojok kelas tingkat, atau di sekitar aula sekolah. Memori tentangmu yang labil. aku hampir tak mengenali lagi degupnya, sudah terlalu lama. Mungkin memudar.

Memori di koridor ini, yang memanjang disekujur paving-paving yang rapih. Bekas jejakku sudah terlalu uzur. Termakan tahun. Tiada lagi bekas sepatu fantovelku yang manis, atau tumpahan saos merah dari cilok yang pernah tertumpah dulu. Semuanya telah hengkang dari tempat ini. Satu per satu pergi.

Dan sekali lagi, kuhela napas dengan berat. Lima, enam langkah dari pijakku kini telah berdiri aku dengan tegapnya. Memimpin upacara hari senin. Degupnya tak beraturan. Aku bangga sekaligus grogi. Ah, rupanya enam tahun silam di lapangan ini. Dengan sigap kuhentakkan dua langkah kakiku. Hahahaha. Lamunan itu berhasil menggerakkan kakiku dengan sendirinya. Aku benar-benar rindu.

Kembali kupandang langit. Kombinasi biru tua dan sedikit jingga yang tenang. Kulangkahkan kaki meninggalkan tempat ini sekaligus memoar di dalamnya. Sampai jumpa kembali kawan-kawan klasikku, doaku akan terus mengiringi langkah sukses kalian semua. Jangan pernah lupakan kenangan disini, masa putih biru kita yang menyenangkan. Kemudian senandung lagu teriring dalam benak, hampir menjatuhkan air mataku dari tempat persembunyiannya.

"sampai jumpa kawanku
semoga kita selalu
menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan". 

terinspirasi dari lagu: Sebuah Kisah Klasik - Sheila On 7

1 comment: