Wednesday, March 11, 2015

mesin waktu

"aku berada di sebuah tempat yang tidak ada kamu. sedangkan dalam pikiranku, ada banyak sekali kita."

aku telah berjalan sejauh ini, beberapa ratus kilometer jauh di depanmu. sendirian. kutengok sekitar sangat senyap, sunyi. hanya terdengar suara detak jantungku sendiri. setenang itukah tempat asing ini?

aku kembali berjalan menyusuri lorong gelap. ketika telah memasukinya, aku baru sadar jika tak mengenakan alas kaki. aku tak ingat sejak kapan sepatu merah jambuku terlepas dari telapak kakiku. yang kuingat, semalam aku hanya berlari kencang, sambil menutup kedua telingaku, dan sesekali mengusap sudut mataku yang tak hentinya mengeluarkan racun. menderas seketika kulihat protretmu terbingkai manis di depan pintu masuk gedung resepsimu, bersama wanita itu.

kuhentikan langkahku, kurogoh saku lalu kutemukan selembar protretmu yang lusuh, dan sedikit tercabik. tak kusangka aku masih sanggup menyimpan itu. seperti menyiram tanaman yang sudah jelas layu dan mati, tapi aku masih saja memupuknya setiap hari. sia-sia, aku tak lagi mengenal kata itu. nyaris aku tak ingat lagi siapa aku. sedangkan definisi kamu kerap kujabarkan setiap detik. iya, sangat ironis.

mesin waktu tak pernah membohongi. tak pernah berputar balik. bahwasannya ia akan selalu berjalan ke depan, tak mungkin berhenti. sedangkan aku kini, dibunuh mesin waktuku sendiri. dalam ilusiku.

"aku berada di tempat yang dipenuhi oleh namamu, di suatu ruang tak berpenghuni, hatiku sendiri."

(adindaretna - Maret 2015)

No comments:

Post a Comment