Sunday, April 8, 2012

ini tentang sahabat saya

ini tentang salah satu sahabat saya,

dia pernah berkata: "aku paling malas pergi ke rumah kekasihku, meskipun itu dengan tujuan menjemputnya untuk pergi bersama. entah mengapa, rasanya kakiku enggan untuk melangkah ke rumahnya. padahal kami masih tinggal dalam satu kota".

dua belas bulan kemudian, saya menemukan ia berpamitan kepada saya untuk pergi ke rumah kekasih barunya yang berada di luar kota.

saya terdiam sejenak.

dia juga pernah berkata: "aku sangat membenci politik. bagiku bermain politik adalah sebuah kegiatan konyol yang tak menghasilkan apa-apa. aku sangat anti dengan segala sesuatu yang mengarah kesana".

enam bulan kemudian, saya menemukan ia jarang update di jejaring sosial, dikarenakan sibuk menjadi bagian dari organisasi intra kampus yang telah membawanya jauh, jauh dari pernyataan yang dulu pernah ia lontarkan kepada saya di sebuah pertemuan sederhana di kota kelahiran kami.

saya kembali terdiam.

saya ingat, dia juga pernah berkata: "aku adalah lelaki rock and roll. kamu bisa menyimpulkan aku seperti itu dari keseharianku yang tidak begitu suka mengumbar kemesraan di khalayak ramai. bukankah yang pantas seperti itu hanyalah kaum wanita?".

saya mengangguk-anggukkan kepala perlahan.

tidak sampai tiga bulan, saya menemukan dia kembali mengingkari pernyataan yang ia ciptakan sendiri.

yang belum ia ketahui sampai saat ini, saya memilih untuk melupakan hal yang tidak sengaja ia lupakan.
yang belum ia ketahui sampai saat ini, saya mencoba untuk menerima segala sesuatu yang dulu saya punya yang sekarang harus lenyap sebab ia melupakannya.
yang belum ia ketahui sampai saat ini, saya sangat merindukan dirinya yang dahulu, sahabat yang memiliki banyak waktu untuk saya, meskipun kini saya terlalu munafik untuk mengatakan kepadanya bahwa saya rindu.

kami berdua pernah melewati sebuah malam yang indah, di sudut kota tempat kelahiran kami yang ramai. disana kami duduk berdua, diantara khalayak yang juga sengaja melewatkan malam itu untuk sekadar duduk-duduk dan minum kopi. kami bercerita banyak tentang diri kami masing-masing, hal-hal baru yang belum kami ceritakan satu sama lain. kami merasa bebas malam itu, tanpa rasa terikat oleh suatu janji yang lebih penting daripada pertemuan malam itu. dan yang belum ia ketahui sampai saat ini, saya teramat merindukan saat-saat itu.

saya dan dia, hanyalah satu dari sepersekian milyar persahabatan yang terjalin antara dua insan yang berbeda jenis kelamin, laki-laki dan perempuan. mungkin, untuk saat ini bisa dikatakan sebagai persahabatan antara lelaki dan wanita. perbedaan itu kadang menyatukan kami, terkadang juga malah menjauhkan kami, seperti akhir-akhir ini. saya dan dia hanyalah satu dari sepersekian juta persahabatan yang terjalin antara dua insan yang berbeda jenis kelamin yang kini masih bisa bertahan dalam kondisi terpuruk ini.

yang belum ia ketahui sampai saat ini, saya berpura-pura angkuh dan cuek untuk memaafkan kesalahannya.

1 comment: