Monday, November 28, 2011

*faumsiga*

Pada pelupuk kisah yang masih hangat.
Di tempat ini.
Tersimpan sebuah melodi.
Nadanada mengalun lirih.
Membungkam apa yang tersirat.
Untuk kata yang tak sempat terucap.

Terbayang enam bulan silam.
Mengejar kepastian tak runtut.
Ditemani secangkir kopi hitam.
Suguhan hangat untuk sore yang beku.
Melepas dahagaku secara paksa.
Lalu berkenang diri lewat ingatan.
Luruh dan menggenangi syairku.

Dalam lamunan yang makin rapuh.
Secarik harapan masih tersimpuh.
Semoga cahaya itu tak lapuk.
Meski senja bergegas menjemput.
Perempuan lembut bermata teduh.

Aku hirup dalamdalam.
Dustamu yang menjejali atmosferku.
Hingga aromanya memperingatkan tubuhku.
Dan menusuknusuk sisa memoar luka.

Meski kopimu tak sepahit kenanganku.
Kau tetap saja mengujar pahit.
Tentu, seteguk kepekatan bubuk hitam menggelora bersama lidahmu...
...yang pahit.

*tentang sebuah tempat pahit bersama kenangan yang tak kalah pahitnya*
note: *faumsiga* adalah kependekan dari nama sebuah tempat


(November - 2011)

1 comment: