Saturday, January 11, 2014

mari duduk bersebelahan denganku

" mari duduk bersebelahan denganku
izinkanku menyibak rambut yang menutupi telingamu
ingin kubisikkan sesuatu, dengarkanlah
ceritakan padaku tentang langitmu
segera padamkan lentera dan rasakan pelukan malam
untuk kepastian yang tak rupa wujudnya
maka berbaik hatilah kelak
pada keluh yang menempa sendi-sendi risaumu
jangan tanyakan kabarku, segera hangus
seperti selembar potret yang lusuh ini
kerap kunamai ia patahan luka semu
pun aku tak sanggup lagi pulang untukmu
meretas waktu tanpa cemas lagi
berganti usang asal bergegas temukan penyembuh
ketika lengah menyergap kepunyaan kita
tunjukkan padaku raut-raut penyesalan
dan katakan genap pada bilangan ganjil
usah hentikan dusta, terlanjur lara kaupelihara
sertakan jejak yang membekas
dan kisah kita kan kubawa pulang
mari duduk bersebelahan denganku
dan ceritakan harimu tanpa aku"
(Januari - 2014)
ditulis ketika menjelang tidur semalam,
sambil mengingat seorang sahabat yang pergi meninggalkan.
lalu memaksakan diri untuk bersahabat dengan yang lain,
meskipun kini ia telah kembali,
namun keadaan tak bisa berbalik seperti dulu.

No comments:

Post a Comment