Monday, May 30, 2011

mendung

menghitam legam langit khatulistiwaku, seiring dengan luka yang melekat manis dalam sukma
menggelapgulitakan segala detak kenangan yang selama ini tersimpan, pupus sudah
mengeruh bagai guyuran hujan yang mengandung butiran debu serta partikel-partikel bebatuan lainnya
mendung tengah menyelimuti khatulistiwa, namun ia enggan merintikkan garis-garis sejuknya
entah sampai kapan ia memuramkan wajah eloknya, padahal ia senantiasa berseri meski perih menusuk nurani ...

mendung berhasil mengundang semilir angin yang menggerahkan
dan masih dengan raut khasnya yang sinis, mereka mentertawai kesendirianku
ah, kubiarkan saja diriku tenggelam dalam cercaan mereka
toh aku memang kalah
dan aku pantas disebut pecundang!!
tertunduk dan meringis, sambil menggigit bibirku yang kian bergetar untuk menahan sebuah ...
tangisan penyesalan ...

mendung, lekaslah beranjak dari langitku

(Mei, 2011)

No comments:

Post a Comment