Sunday, September 14, 2014

16:16

pada suatu masa yang tubuhnya terlukis warna biru jingga
yang aku sempatkan pula untuk sejenak mengukir senyum
dan melabuhkan sekecap kalimat peluruh rindu
di sejengkal jarak yang tega mengurung kita
membasuh perlahan, seluruh kering dalam dinginmu
agar aku senantiasa mengucap syukur
selalu berterimakasih kepadaNya
karena diperkenankan (merasa) memilikimu
pada suatu masa yang masih biru jingga
terdapat kabut tebal abu-abu menggelapkan hamparan langit
mengetuk pintu rumah pemilik angkasa
menuturkan bahwa ia dahaga
dan segenap biru melunturkan jingga
mengupasnya kian pasrah
lalu meniupnya perlahan ke hamparan rumput
mengubahnya menjadi samudera
dan kembali pada benak awal yang (merasa) kumiliki
nampaknya ia akan selamanya menjadi laut lepas
mengombak seolah ingin menyampaikan sesuatu
menghempas karang yang lebat seolah dihalau oleh takdir
pada suatu masa yang sudah tak lagi biru jingga bagiku
masih ada biru jingga milikNya
sebab selama ini aku hanya merasa memiliki
sebuah abu-abu yang kupikir biru jingga
sebuah masa dimana aku selalu sisipkan senyum sembari menatap waktu di jam kembar ini, dulu :)

No comments:

Post a Comment