Friday, April 8, 2011

Secangkir kopi

Malam ini ku butuh kau, kopi. Ya, dan mungkin aku merindu. Secangkir kelegamanmu yang mempesona, dengan cita rasa khas pada guratan jejakmu di tepi cawanku. Dan kurasa kau mampu mengungguli minuman bersoda favoritku. Meski kau bukan yang pertama di hati. Layaknya setetes oase di hamparan gurun Gobin, kenikmatanmu mampu membungkam seluruh letih dalam angan. Awalnya kukira kau minuman bagi mereka yang telah senja, atau sebagai pelengkap rokok di tengah gurauan pemuda metropolis. Tak menyangka jika kini aku mencintaimu, kopi. Pada tepian aromamu yang menusuk hidung. Di sekujur ruangan cangkirku yang kau kotori dengan ampasmu, aku begitu mencintaimu. Bahkan ketika harus kusudahi malam dengan meneguk kesegaranmu, aku tak pernah kecewa. Selalu kudapati kau yang konsisten. Tak pernah sekalipun kutemui kau dengan curahan rasa yang menipu. Dan kuakui kau memang temanku yang paling setia. Sembari menanti fajar di ufuk timur, kau temani aku menuntaskan laporan praktikum untuk keesokannya. Meskipun bibir ini selalu mencela waktu yang berkunjung terlalu cepat....

"Secangkir kopi dan setumpuk hardcopy Pengantar Instrumentasi, Minggu 3 April 2011"

2 comments:

  1. Meski hitam legamnya hampir tak mereka gubris, kopiku, kopi kita akan tetap menghitam dan bulir bijinya tetap menjaga lidah untuk terjaga, oleh pahitnya.
    Pembodohan pada kafein yang mereka takutkan, karena tak apalah maksimal kutelan, kita telan bijinya, hingga lethek-nya lalu mengunyah, mengulum, dan tetap terjaga.
    Hari itu, malam ini masih terjaga, kau, aku, kita, dan kopi.

    ReplyDelete
  2. Dan kita tak peduli meski ia sudah mendingin, dimana kepulan nampak sirna sejenak dari bibir cawanku. Benar, aku tidak peduli ketika kopiku dan kopimu sudah jauh dari awal kita menyeduhnya. Bukankah ia selalu setia dalam hal mengilusi mata kita, batin kita, agar tetap terjaga di kegelapan malam. Segelap kopimu, selegam ampasku, yang senantiasa kita lagukan dalam sunyi. Dan kita masih kerap kali mencintainya, dalam kesederhanaannya menemani kita terjaga.

    ReplyDelete