Sunday, July 31, 2011

Fiksi: Dejavu

Berat untuk menumpu malam tak berjudul ini. Kurasa langit masih setia dengan warna kelam nan syarat akan kegalauan. Raganya masih menghitam, entah dengan benaknya. Aku terhenyak sekejap ketika mataku menelusuri sebuah peristiwa. Seakan terhanyut di tiap lekuk kisah di batas palang getir. Hmmm nampaknya mataku tak asing dengan sosok ini. Dialah sosok yang...........ah sudahlah. Aku sudah mengubur peristiwa itu dan juga pelakunya. Sungguh aku tak berniat untuk menginginkan kejadian itu terulang kembali. Aku bersumpah. Kepahitan di akhir cerita rupanya mencoba menampar dejavu ini. Bunuh aku sekarang juga, jika aku masih saja bercinta dengan dejavuku kali ini!!


Membayangkanmu dengan separuh luka yang masih menganga, bukanlah pilihan yang manis untuk mengakhiri kisah di bulan ini. Bukankah pelaku dalam cerita itu adalah kamu? Cerita yang masih kusimpan dengan rapi di dalam otakku. Cerita yang telah kuberi kutukan di tiap bagiannya. Cerita yang hampir membunuhku dengan cara yang manis, saaaaangat manis. Kamu kah itu? Lantas mengapa kini aku masih saja bergumul dengan dejavu yang keparat itu????


Tak mau termakan kebimbangan. Kuhentakkan segala yang menggelayuti isi kepalaku. Biarkan aku akhiri malam ini dengan otak yang kosong sebelum akhirnya kutata kembali.



"Aku pergi, aku benar-benar telah pergi dari cerita ini. Tak hanya realita, tetapi juga dalam dejavuku. Aku tak mau pasrah dan terinjak lagi oleh kepahitannya. Izinkan aku meraih kisah yang manis sesuai dengan analogiku sendiri. Aku pamit pergi, jangan pernah bertanya sampai kapan aku pergi. Karena kamu tak akan pernah mengerti dengan jawabanku. Sekali lagi, aku pamit pergi dari dejavuku ini...

Selamat tinggal dejavu .."


(Juli - 2011)

No comments:

Post a Comment