Wednesday, December 7, 2011

Pejuang Kecil dengan Gadis mungil dalam dekapan

Semilir berhembus menggetarkan kudukmu
Sambil membuai gadis kecil terkasih di pangkuanmu
Tak lupa kau lirihkan lagu tidur agar ia makin lelap
Tak pedulikan lalu lalang hanya berlalu meninggalkan
Sembab matamu kini sudah tak nampak
Mungkin telah habis kiranya dalam muaramu
Seteguk doa mengalir hingga ke helai rambut yang kau usap lembut
Mengharap keikhlasan dan keibaan demi sebutir nasi untuk adikmu tersayang
Dingin sudah acapkali menembus rongga dadamu
Sesak dan berulangkali tak kauhiraukan
Apalagi yang harus kau eluhkan, berucap syukur selalu kau panjatkan
Tiada lagi harta yang kau miliki, selain gadis mungil yang kini berada dalam dekapanmu
Bertahanlah dalam hidup ini, sayang
Kububuhkan selalu doa untuk kalian
Yakinlah selalu ada titik cerah di terowongan yang gelap sekalipun


*terinspirasi dari: seorang anak laki-laki penjual koran yang sedang mendekap adik perempuannya di pinggiran suatu Mall, cuaca sedang hujan dan mungkin mereka sedang kedinginan :(
(Desember - 2011)

2 comments:

  1. pernah membaca karya anda yang seperti ini di buku fiksi Tentang Bintang, konteks yg sama, namun objek yg berbeda..

    ReplyDelete
  2. aku suka ga tega liat anak2 kecil yang udah dituntut nyari nafkah dind, entah siapa yang salah, orang tua mereka kah, mereka kah, atau semesta kah .
    aku sering banget liat di delta dind, waktu itu pas ujan2 dia joki payung, payungnya disewain eh mereka ujan2, ya ampuuun miris liatnyaa..
    entah karena mereka naif atau apa, di saat aku miris melihatnya, mereka terlihat ceria ketawa ketiwi :'(

    ReplyDelete