Friday, December 30, 2011

Dan Karam

menemuimu di pintu jenuh
sempat kukira sebuah pertanda
entah perihal apa kian mengerdil
kau berujar paksa
terkeluh
mungkin segera karam di tepi mendung

langit tempat pertemuan kita
kukira akan sirna
tersebab kelopaknya
meluruh bersama rintik
yang jatuh tepat di pipiku

ucapkan salam
terkunjung pada larut nan pekat
siksa rindu telah memahat luka
cepatcepat aku pulang
lalu bersandar di dadamu

malam yang hening
isakku memecah sepi
dan bulan mengerling iba
namun kau tetap tak ingin singgah

pelanpelan aku akan lenyap
dan karam

(Desember - 2011)

No comments:

Post a Comment