Thursday, June 9, 2011

September dan Obat Tidur

sebuah pemikiran konyol.
perpaduan antara sisa-sisa ilmu Farmasi dariku yang mungkin sudah mengendap dengan ilmu curhat dari seorang teman (lebih mirip konsultasi seorang pasien dengan seorang Asisten Apoteker) dengan catatan aku yang jadi Asisten Apoteker, temanku yang jadi pasien. Trus suasana nya kayak lagi di Apotek gitu.
wkwkwkwk


Rabu, 8 Juni 2011
Siang itu di suatu ruang kelas yang terletak di lantai 3 bertuliskan angka 307 di daun pintu.
Berlangsung Mata Kuliah Elektronika Digital yang aku sendiri saaangat tidak mudeng sekali.
Di bangku barisan ke 6 dari depan dosen, terjadi percakapan kecil antara aku dan Mas Gento
Mas Gento : " Mbak Dind, loro koyok ngene iki dike'i obat opo?" (sambil nunjukin tangannya yang kemerahan seperti alergi)
Aku : " Walaah mas Gentoo, ket biyen kok penyakitmu iku-iku ae sih, sing rodhok keren ngunu loh, kok prasaan gatel-gatel ae" (sungguh nggak sopan ngomong kayak gini)
Mas Gento : " Lha aku ra cocok karo banyune suroboyo" (maklum, dia asli Kediri).
Aku : "hmmm...lha biasane ngombe obat opo loh" (pertanyaan alibi, karna jujur emang udah agak lupa sama derivat obat Antihistamin -___-)
Mas Gento : "sek" (sambil ngeluarin obat dari dalam tas nya)
Aku : (baca komposisi obat di bungkus luarnya) "oalaah Dexamethason golongan Kortikosteroid, buat mual-muntah ini. oh iyaa aku ingeet" (ngoceh sendiri). Trus ada CTM, hmm ini Antihistamin"
Mas Gento : "buat obat tidur ya Mbak Dind?"
Aku : "HEH, BUKAAAN...iki Antihistamin. istilah kasar'e obat gatel-gatel. tapi emang efek'e nggarai ngantuk"
Mas Gento : "tapi biasane aku nek gak iso turu, ngombe 2 tablet langsung anteng"
Aku : "-_________- ngombe obat watuk ae loh yo iso turu kok maasss"


Jadi inget guru di Farmasi dulu, entah lupa aku kalo nggak Bu Yuyun ya Bu Lina, pernah nerangin suatu kesalahpahaman orang-orang awam tentang obat Pehaclor atau Cotrimoxazol atau yang lebih dikenal dengan CTM ini. Banyak kalangan yang sering menganggap CTM itu obat tidur. Karena mereka hanya merasakan efek samping setelah obat ini bekerja, yaitu mengantuk. Padahal obat ini bekerja pada ruam kulit untuk menghambat histamin dalam tubuh. Histamin terbentuk dari histidin yang merangsang sekresi lambung dan dilatasi pembuluh darah, dikeluarkan oleh sistem kekebalan tubuh manusia selama reaksi alergi. Hmm farmasiii bangeettt. Dan sangat miris ketika orang-orang membeli CTM hanya karna dia insomnia, agar bisa tidur. Untung dosisnya cuma 4mg dan dalam sehari boleh dikonsumsi sampai 10 tablet (40 mg). Jadi, nggak usah kaget kalo ada orang bunuh diri minum CTM 10 tablet, paling-paling dia cuma tertidur dan bangun 3 hari kemudian. Karena dosisnya masih dalam batas kewajaran yang diperbolehkan.


Nah...ngomongin soal obat tidur, aku jadi kepikiran sama nama atau Derivat obat Hipnotikum. Setelah buka buku ISO (Informasi Spesialite Obat) diketahui ada 2 obat yang berfungsi sebagai obat insomnia. Yang pertama, Dumolid isinya Nitrazepam 5 mg. Yang kedua Halcion isinya Triazolam dosis 0,125 mg dan 0,25 mg.


Daaaaaannnn langsung kepikiran pernyataan konyol sebagai berikut:


"kalo punya kenangan buruk dengan bulan September dan pengen bisa tidur sebulan, minum Dumolid aja tapi dosisnya 500mg, jadi minumnya langsung 100 tablet yaa, kalo nggak ada boleh beli Halcion dengan dosis sekali minum 50 mg, jadi ada sekitar 200 tablet (0,25 mg) atau 400 tablet (0,125 mg). Terus sebelum tidur, puterin lagunya Greenday yang Wake Me Up When September Ends. Jangan lupa titip pesen sama keluarga tolong dibangunin pas udah tanggal 30 September jam 12 malem. Tapi resiko ditanggung penumpang ya, nggak ada garansi resminya juga kalo misal dalam sebulan ternyata belum bisa bangun...itu artinya....seperti membeli tiket menuju akhirat. Jangan pernah dicoba deh...hehehe"


kesimpulannya adalah :


┒('o'┒) ELO , (┌','┐) GUE , ┒(⌣˛⌣)┎ END



#abaikan

No comments:

Post a Comment