Monday, March 28, 2011

Kuinginkan rintik maafmu ..

Kuinginkan rintikmu menghapus khilafku ketika senja nanti.
Yang merumpun diantara ilalang dan tertikam oleh rerimbun sang belukar.
Kita mengharu biru dalam hangatnya dekapan lembut awan hitam.
Dan kau melupa jika mereka memiliki sepasang boomerang yang siap menghunus jantung kita, bukan, jantungmu saja.
Lalu ketika kau sengaja memetikkanku sekuntum chrysant pada hamparan kebun mawar kuning,
Saat berbalik, gerimis yang semula enggan menampik segala dustamu, nampaknya ia akan segera menjerujuimu.
Kemudian akar mereka bersiap membidik tepat di pangkal rusukmu yang selalu kau elu-elukan.
Tidak, aku tidak setega analogimu.
Aku bersumpah dalam aliran darahku tak mungkin tercemar noda jahanam setitikpun
Terlebih itu untukmu.
Dan aku hanya inginkan kenanga sebagai persembahanmu.
Meski tak senikmat aroma kopi luwak, atau katakanlah Chrysantemmum ;dalam analogimu.
Ketahuilah, sebentang hatiku telah kau harumkan dengan cintamu.
Tak perlu lagi puluhan Mawar atau bahkan ratusan Chrysant.
Apakah kau lupa jika mawar selalu pamrih, sedangkan Chrysant tak pernah sepenuh hati dalam mewangi.
Kini, dengan setangkai mawar hitam pada genggamanku (yang perlahan meneteskan cairan merah), aku bersimpuh dengan segenap pinta padaNya:
"Tuhan, kuinginkan rintik maafnya untuk membasuh khilafku kali ini"
                                  pict by google

2 comments:

  1. Wik, berubah aliran te. Guduk aliran tulisanmu biasane iki. Melenceng sitik. Hehehe.
    Influence teko karya lain emang perlu, tp ojok mempengaruhi gaya tulisan pribadi kita.
    Tp overall, kosakata smakin bertambah te, mantab. :)

    ReplyDelete
  2. ini cuma sementara kok pam..lagian aku bikin ini express pas sepulang kuliah
    nggak tau tiba2 kepikiran model baru
    aku skrg jadi suka mengimplementasikan tumbuhan, especially flower
    puisi ini asli buat sesorang
    soalnya aku lagi ada masalah ni :(

    ReplyDelete