Saturday, February 19, 2011

Gadis Kecil Penjual Koran

rintihan parau berdendang dalam langkah mungil.
semburat perca yang lusuh membalut tubuh tak berdosamu.
kau acuh, meski tanpa teduhan apapun.
disamping sebentuk receh, tumpukan koran juga menemani istirahat siangmu.
tak hiraukan terik sinar yang menjilat dasar jejak cita.
langkahmu mengharu pasti, bahkan iba enggan untuk mengiringi.
kau mutiara kecil kami, terisak diantara deru mesin turbo.
mungkin kau sangat lelah menumpu waktu.
padahal sebentar lagi senja akan mengetuk langit.
ratapmu masih sama, terkulai dalam duka yang pedih.
jangan menangis, bidadari mungilku.
suatu hari nanti, Tuhan pasti mengganti berliter-liter peluhmu.
dan berjanji akan membuaimu dalam kehangatan surga-Nya.

***
terinspirasi dari gadis kecil penjual koran yang sedang menangis, di traffic light Kampus C UNAIR Surabaya, Kamis, 20 Januari 2011 sekitar pukul 15.00 WIB

No comments:

Post a Comment