Thursday, February 24, 2011

Bothok Alur khas Jawa


Siapa yang tak kenal makanan tradisional ini, bothok. Sebuah panganan khas dari jawa yang terdiri dari tahu/tempe/udang, parutan kelapa disertai bumbu lalu dikukus menggunakan daun pisang. Tapi ternyata tak hanya tahu dan tempe saja yang bisa dibuat isi dari bothok ini, melainkan tanaman seperti alur dan ontong pisang. Kali ini saya akan mengupas tentang bothok alur, karena tadi pagi kebetulan saya sarapan dengan makanan ini, hehehe...maka dari itu saking penasarannya dengan makanan ini saya pun mulai mencari resep bothok dan juga penasaran dengan tanaman alur, kira-kira seperti apa sih alur itu? Simak berikut ini ...

Alur-alur adalah sejenis tumbuhan yang banyak didapat di pinggir-pinggir pantai, berbentuk jarum-jarum, berwarna hijau dan berasa asin. Nama latinnya adalah Saudea maritima. Banyak yang bilang tumbuhan ini susah didapat, karena kita harus memesan dulu ke penjual sayur, kemudian penjual sayur tersebut order lagi ke orang pesisir (yang tinggal didekat pantai). Tetapi ada juga yang bilang sayuran ini dapat kita temui hanya di Pasar Wonokromo. Sayur ini lebih mirip jenis rerumputan. Karena rasanya yang segar dan krenyes-krenyes jika dikunyah maka tanaman ini pun diinovasikan dalam resep makanan bertitle bothok.

tanaman alur-alur sebelum dimasak
Taraaa..
Dan ini dia resepnyaaa ...
BOTHOK ALUR (berdasarkan modifikasi bothok tahu tempe yang biasa ibu saya buat)

Bahan:

- Alur 100 gram, siangi
- Udang kupas 50 gram, potong-potong
- Tahu putih 100 gram,potong dadu kecil
- Pete lamtoro 50 gram
- Kelapa muda 1/2 butir, parut memanjang
- Cabe rawit utuh secukupnya

Bumbu Halus:

- Bawang putih 3 siung
- Bawang merah 5 butir
- Kemiri 4 butir
- Ketumbar 1 sendok makan
- Kencur 2 cm
- Garam 1 sendok teh
- Gula pasir 1 sendok makan
- Daun jeruk 3 lembar, buang tulang, iris halus

Pelengkap:

- Daun pisang secukupnya
- Tusuk gigi untuk penyemat

Cara Membuat:

Campur semua bahan kecuali cabe rawit, masukkan bumbu halus aduk hingga rata.
Bungkus dalam daun pisang secukupnya, beri cabe rawit utuh 1-2 buah, semat. Lakukan hingga adonan habis.
Kukus selama 30 menit, angkat.
Sajikan hangat.

Hasil Jadi 10 Bungkus

Saya lebih suka menyebut makanan ini dengan bothok rumput, atau lebih bekennya bothok suket, karena bentuk tanamannya yang mirip rumput hias yang pernah saya temui di pekarangan rumah orang. hehehe. Sebenarnya tanaman alur ini tidak hanya untuk resep bothok saja, tetapi salah satu makanan khas dari Lamongan yaitu Nasi Boran, juga menggunakan alur-alur (yang juga disebut sebagai krawu) untuk sayur urap-urapnya.

Sepiring nasi hangat dengan sebungkus bothok alur serta 2 buah tahu isi menjadi santapan saya di pagi hari tadi, menjelang berangkat ke kampus. Entah mengapa lidah saya cocok dengan makanan ini, mengingat di keluarga saya, saya adalah tipe orang yang suka pilih-pilih menu makanan. Tak jarang juga, ibu saya yang notabene sebagai orang asli Lamongan kadang kala memasak makanan khas daerah sana. Tentu saja makanan yang benar-benar alami dan murni pedesaan. Ibu saya hapal, kalo beliau kebetulan hari itu memasak makanan tsb, saya pasti disuruh beli makan diluar atau paling tidak disuruh memasak mie instan dan menggoreng telur. hahaha. Ibu sering menyindirku "lidah kota kok makan makanan desa". Mengingat orangtua serta kakak saya bertempat lahir di Lamongan, sedangkan saya lahir di kota Pahlawan ini. Tapi nggak selamanya juga saya bersikap seperti itu, lambat laun saya juga harus mampu mengenalkan lidah saya pada masakan khas pedesaan. Tidak selamanya masakan pedesaan kalah pamor dengan masakan kota apalagi masakan cepat saji. Bahkan bisa dibilang, masakan pedesaan jauh lebih alami dan sehat daripada masakan kota (kata ibuk), karena mereka menggunakan bahan dan bumbu yang alami. Meskipun saya sendiri belum pernah melakukan riset ini. hehehehe

Nggak bakal rugi mencoba menu masakan ini, boleh juga dicoba bothok Ontong Pisang yaitu bothok dengan potongan ontong pisang yang juga tak kalah enaknya :)

No comments:

Post a Comment